Find Us On Social Media :

Tak Hanya Tenaga Medis, Lebih dari 6 Ribu Pengajar dan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Terpapar Covid-19

Ribuan tenaga medis PPDS ikut terpapar Covid-19

GridHEALTH.id -  Kematian ratusan tenaga medis di Indonesia rupanya menjadi salah satu jumlah terbesar di Asia dan dunia.

Lebih dari 180 tenaga medis termasuk dokter, dokter gigi, perawat, hingga bidan telah gugur selama menangangi pasien Covid-19.

Baca Juga: Jumlah Kematian Tenaga Medis di Tanah Air Tertinggi di Dunia, Ahli Epidemiolog: Sebuah Kerugian Besar bagi Indonesia

Sebagian besar dari mereka rupanya ikut terpapar virus corona yang ditularkan dari lingkungan kerja.

Namun tak hanya tenaga medis, kini muncul klaster baru Covid-19 dari Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Baca Juga: Klaster Transportasi Umum Melonjak, Pemprov DKI Ngotot: 'Hasil Evaluasi Bapak Gubernur, Ganjil Genap Tetap Diberlakukan'

Menurut Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), terdapat 6.600 staf pengajar dan PPDS yang terpapar Covid-19. 

PPDS adalah profesi dokter umum yang sedang mengambil program pendidikan dan pelatihan untuk menjadi dokter spesialis. Program tersebut berlangsung selama 4 hingga 6 tahun.

Dari data PDSS yang diperoleh secara terperinci menunjukkan 21,5% terpapar Covid-19 dengan rincian 15,9% OTG (Orang Tanpa Gejala), 4,4% Kontak Erat, 0.5% Kasus Suspek, dan 0.8% terkonfirmasi positif. 

Walaupun secara angka faktual terbilang kecil, nilai dari korban PPDS bisa dibilang cukup besar terutama bagi sistem kesehatan negara.

Baca Juga: Cara Periksa Mandiri Happy Hypoxia, Kondisi yang Sering Membunuh OTG Covid-19

Berdasarkan akun Instagram @pandemictalks, salah satu faktor yang patut disorot dalam penanganan Covid-19 adalah sistem zonasi rumah sakit.

Di dalam rumah sakit terdapat tiga zonasi, yaitu zona merah untuk area infeksius, zona kuning untuk area campuran infeksius dan non-infeksius, serta zona hijau yang merupakan area non-infeksius.

Sementara itu, menurut Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI) Prof. David S. Perdanakusuma, kelelahan adalah faktor lain yang sering disebut memicu infeksi virus corona para dokter.

Mereka dinilai kelelahan menghadapi banyaknya pasien, sehingga menurunkan imunitas tubuh sehingga memudahkan virus masuk.

Baca Juga: Mendekati Tahap Akhir Uji Klinis, Pemerintah Prancis Tetapkan Vaksin Covid-19 Produksi Negaranya Dijual Dibawah 174 Ribu Rupiah

Namun, menurut David, hal itu tidak sepenuhnya benar.

"Faktor kelelahan adalah kekhawatiran karena jumlah pasien meningkat, dokter makin terpapar," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu, dikutip dari Kompas.com.

Akibat massifnya paparan virus yang diterima para dokter, membuat mereka harus mengkarantina dan mengisolasi diri.

Baca Juga: Update Covid-19; 6 September Pasien Sembuh 138.575, Kasus Positif Bertambah 2.174

Hal ini membuat jumlah dokter yang bertugas menjadi semakin terbatas, padahal jumlah pasien sebaliknya, semakin meningkat.

"Perbandingan jumlah pasien dengan jumlah dokter akan membuat pertahanan sistem kesehatan makin terdesak. Bila tidak dijaga, akan runtuh pertahanan tersebut," kata David. (*)

#hadapicorona