GridHEALTH.id - Kabar duka tengah menyelimuti dunia pewarta Tanah Air atas meninggalnya Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (88).
Jakob Oetama dikabarkan mengembuskan napas terakhir pada Rabu (9/9/2020) pukul 13.05 WIB siang.
Baca Juga: Tergolong Orang Paling Rentan, Inilah 9 Cara Pencegahan Penularan Virus Corona bagi Lansia
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh pihak keluarga, Rusdi Amral saat diwawancarai Kompas TV.
Menurut penuturan dokter yang menanganinya, Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama kabarnya mengalami gangguan multiorgan.
Baca Juga: Hari Olahraga Nasional 9 September, Dokter Reisa Beri Saran Olahraga selama Pandemi Covid-19
"Sebenarnya pada saat masuk (rumah sakit), lebih dari 2 minggu yang lalu, pada saat masuk dalam kondisi kritis dengan adanya gangguan multiorgan. Di mana karena di samping usia, komorbid, dan faktor-faktor yang memperberat itu akhirnya beliau mengalami perburukan," ujar dr. Felix Prabowo Salim, Sp.PD di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Gangguan multiorgan merupakan gangguan pada dua atau lebih organ setelah adanya gangguan homeostasis sistemik yang akut dan mengancam nyawa.
Gangguan ini menjadi penyebab kematian utama di antara pasien yang membutuhkan perawatan intensif.
Melansir laman Texas A&M Health, ada beberapa gangguan multiorgan yang umum menyerang orang lanjut usia (lansia), diantaranya:
1. Kondisi kesehatan kronis
Menurut National Council on Aging, sekitar 92% lansia memiliki setidaknya satu penyakit kronis dan 77% memiliki setidaknya dua penyakit.
Penyakit jantung, stroke, kanker, dan diabetes adalah beberapa kondisi kesehatan kronis yang paling umum dan mahal yang menyebabkan dua pertiga kematian setiap tahun.
Obesitas adalah masalah yang berkembang di kalangan lansia.
Pusat Pencegahan Penyakit Kronis dan Promosi Kesehatan Nasional merekomendasikan pertemuan dengan dokter untuk pemeriksaan tahunan, menjaga pola makan yang sehat, dan menjaga rutinitas olahraga untuk membantu mengelola atau mencegah penyakit kronis.
2. Kesehatan kognitif
Kesehatan kognitif difokuskan pada kemampuan seseorang untuk berpikir, belajar, dan mengingat.
Masalah kesehatan kognitif paling umum yang dihadapi orang tua adalah demensia, hilangnya fungsi kognitif tersebut.
Kira-kira 47,5 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, angka yang diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.
Baca Juga: Peringatan Pakar Epidemiologi Prihal Penanganan Covid-19 di Indonesia; 'Hal Buruk Bisa Terjadi'
Bentuk demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer dengan sebanyak lima juta orang di atas usia 65 tahun menderita penyakit ini di Amerika Serikat.
Menurut National Institute on Aging, kondisi kesehatan dan penyakit kronis lainnya meningkatkan risiko pengembangan demensia, seperti penyalahgunaan zat, diabetes, hipertensi, depresi, HIV dan merokok.
3. Kesehatan mental
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 15 %orang dewasa di atas usia 60 tahun menderita gangguan mental.
Gangguan mental yang umum di kalangan lansia adalah depresi, terjadi pada tujuh persen populasi lansia.
Sayangnya, gangguan mental ini sering kali kurang terdiagnosis dan diobati.
4. Cedera fisik
Setiap 15 detik, orang dewasa yang lebih tua dirawat di ruang gawat darurat karena terjatuh.
Seorang lansia meninggal karena terjatuh setiap 29 menit, menjadikannya penyebab utama cedera di kalangan lansia.
Karena penuaan menyebabkan tulang mengerut dan otot kehilangan kekuatan dan kelenturannya, lansia lebih rentan kehilangan keseimbangan, memar, dan patah tulang.
Dua penyakit yang berkontribusi pada kelemahan adalah osteoporosis dan osteoartritis.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin covid-19 Asal Inggris Ditunda Setelah Seorang Relawan Sakit Setelah Disuntik
5. Malnutrisi
Malnutrisi pada lansia yang berusia di atas 65 tahun sering kali kurang terdiagnosis dan dapat menyebabkan masalah kesehatan lansia lainnya, seperti sistem kekebalan yang melemah dan kelemahan otot.
Penyebab malnutrisi dapat berasal dari masalah kesehatan lain (lansia yang menderita demensia mungkin lupa makan), depresi, alkoholisme, pantangan makan, berkurangnya kontak sosial, dan terbatasnya pendapatan.
6. Gangguan sensorik
Gangguan sensorik, seperti penglihatan dan pendengaran, sangat umum terjadi pada lansia Amerika di atas usia 70 tahun.
Menurut CDC, satu dari enam orang dewasa yang lebih tua memiliki gangguan penglihatan dan satu dari empat memiliki gangguan pendengaran.
Untungnya, kedua masalah ini mudah ditangani dengan alat bantu seperti kacamata atau alat bantu dengar.
7. Kesehatan mulut
Divisi Kesehatan Mulut CDC menemukan bahwa sekitar 25 persen orang dewasa di atas usia 65 tahun tidak lagi memiliki gigi asli mereka.
Masalah seperti gigi berlubang dan gigi berlubang dapat menyebabkan kesulitan menjaga pola makan yang sehat, harga diri yang rendah, dan kondisi kesehatan lainnya.
Masalah kesehatan mulut yang terkait dengan orang dewasa yang lebih tua adalah mulut kering, penyakit gusi dan kanker mulut.
Terlepas dari itu, Dokter Penyakit Dalam mengatakan, kondisi Jakob Oetama sempat mengalami fluktuasi.
"Selama perawatan sempat sebeneanya naik turun, di mana selama perawatan hampir lebih dari dua minggu sempat perbaikan dan terjadi penurunan, hanya pada saat-saat terakhir karena faktor usia dan kondisi semakin memburuk akhirnya beliau meninggal,” ujar Felix.
Sebelumnya, Jakob Oetama dikabarkan telah mendapat perawatan intensif sejak Sabtu (22/8/2020).
Baca Juga: Kota Semarang Jadi Wilayah Tertinggi Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Tak hanya itu, Pendiri Kompas Gramedia tersebut juga sempat menjalani 2 kali tes Covid-19 dengan hasil negatif.
Jenazah Jakob Oetama akan dibawa ke rumah duka di Jalan Sriwijaya 40, Kebayoran Baru, Jakarta untuk melakukan ibadah misa.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan besok, Kamis (10/9/2020) di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Baca Juga: Kondisi Sebenarnya Komedian Epy Kusnandar Sekarang Ini, Semoga Bisa Kembali Lolos Seperti Sebelumnya
Selamat jalan, Jakob Oetama. (*)
#hadapicorona