GridHEALTH.id - Meski menjadi negara pertama yang diserang virus corona (Covid-19), China justru kini menjadi yang tersukses dalam menghadapi pandemi.
Hal itu terbukti dengan semakin terkendalinya pandemi Covid-19 di negeri tirai bambu tersebut.
Baca Juga: Fakta Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada Manusia Lanjut Usia
Menurut data dari Worldometers hingga Kamis 10 September 2020, tercatat total kasus positif di China berada di angka 85,153 orang.
Dimana angka kematian 4,634 orang, dan yang sembuh 80,358. Artinya, China kini hanya memiliki 161 kasus positif Covid-19 yang aktif.
Tak khayal strategi China dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini pun mendapatkan penghargaan.
Dimana China baru saja selesai menggelar acara pertemuan untuk memberikan penghargaan kepada para teladan dalam perang melawan pandemi Covid-19 di Balai Besar Rakyat di Beijing.
Dalam kesempatan itu, sosok Presiden China Xi Jinping mendapat perhatian lebih seiring dengan perubahan strategi yang dilakukannya.
Baca Juga: 11 Sektor Ini Boleh Beroperasi Seperti Biasa Saat PSBB Total DKI Jakarta, Mulai 14 September 2020
Baca Juga: Fakta Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada Manusia Lanjut Usia
Diketahui kebijakan Xi Jinping dalam melockdown kota Wuhan dinilai sangat krusial bagi China dalam menekan laju pandemi.
Diberitakan Xinhua, kota Wuhan dilockdown setelah instruksi dari Xi Jinping pada sore hari tanggal 22 Januari 2020 lalu.
Instruksi lockdown tersebut menyebabkan penangguhan semua transportasi umum dan perjalanan keluar serta larangan orang-orang untuk keluar rumah.
Setelah 76 hari upaya sulit yang dipimpin oleh Xi Jinping, warga Tiongkok akhirnya mencapai hasil yang menentukan dalam pertempuran defensif Wuhan melawan musuh tak terlihat, dan membuat pencapaian strategis dalam kampanye pencegahan dan pengendalian epidemi nasional.
Xi Jinping mengatakan, pengambilan keputusan itu membutuhkan keberanian politik yang luar biasa.
"Tapi waktu itu membutuhkan tindakan tegas. Kalau tidak, akan ada masalah," katanya seperti dikutip Xinhua.
Xi Jinping telah menekankan untuk mengutamakan kehidupan dan kesehatan orang dan menempatkan kepentingan mereka di atas hal lain.
Dia mengatakan semua tindakan pencegahan dan pengendalian oleh Komite Sentral BPK diambil dengan tujuan utama mencegah infeksi di antara orang-orang dan menyelamatkan nyawa.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Vs Sinovac dan G42, Asli Indonesia Pengembangannya Sudah Capai 50 Persen
"Itu adalah langkah penting untuk menahan penyebaran Covid-19 selama tahap awal wabah, dan secara signifikan membantu memangkas tingkat infeksi di tempat lain," kata Ding Xiangyang, wakil sekretaris jenderal Dewan Negara, kabinet China.
Seorang pejabat senior di Komisi Kesehatan Nasional menilai, lockdown Wuhan merupakan salah satu langkah kesehatan masyarakat yang paling ketat dan komprehensif dalam sejarah manusia modern, dan terbukti efektif dalam mengekang penyebaran virus mematikan.
Lain negara, beda pula stategi kendalikan Covid-19. Termasuk di Indonesia.
Baca Juga: 11 Sektor Ini Boleh Beroperasi Seperti Biasa Saat PSBB Total DKI Jakarta, Mulai 14 September 2020
Menurut Jokowi, mengutip CNN Indonesia (30 Juni 2020), "Sekarang ini strategi intervensi berbasis lokal paling efektif. Jadi karantina, isolasi RT, RW, isolasi kampung atau desa itu lebih efektif daripada karantina kota atau kabupaten," ujar Jokowi saat memberikan arahan penanganan covid-19 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (30 Juni 2020).
Jokowi menuturkan, upaya karantina desa ini diharapkan bisa menurunkan tingkat penularan atau Rt persebaran virus corona.
Sejumlah wilayah diketahui sejak lama telah menerapkan karantina terbatas.
Karantina ini dilakukan dengan membatasi akses masuk bagi warga pendatang.
"Jadi strategi ini agar kita pakai bersama sehingga diharapkan terjadi penurunan Rt maupun Rw," katanya.(*)
Baca Juga: PSBB Ketat Mulai Diberlakukan Senin Pekan Depan di Provinsi DKI Jakarta, Semua Wajib WFH
#berantasstunting
#hadapicorona