Find Us On Social Media :

Jumlah Dokter di Indonesia Kian Menyusut, Menkes Terawan Siap Terjunkan Dokter Magang Hadapi Corona

Menkes Terawan siap terjunkan para dokter magang untuk bantu hadapi pandemi Covid-19.

GridHEALTH.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Purtranto mengatakan siap menerjunkan para dokter magang untuk membantu mengatasi pandemi virus corona (Covid-19) di tanah air.

Diketahui pandemi Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum juga menunjukan tanda-tanda penurunan.

Hal ini membuat sistem kesehatan terancam krisis, baik di segi fasilitas dan sarana maupun jumlah tenaga kesehatan dan dokter.

Karenanya Menkes Terawan mengaku setidaknya telah menempatkan 16.286 tenaga kesehatan dan dokter Internsip (magang) di Rumah Sakit rujukan dan Laboratorium Covid-19 selama ini.

"Masih ada 3.500 dokter internship, masih ada 800 tenaga nusantara sehat," kata Terawan usai Rapat Terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (14/9/2020).

Baca Juga: Kesaksian Komedian Papham yang Dinyatakan Positif Covid-19; 'Gejalanya Kayak Orang Tenggelam'

Baca Juga: Dinilai Lebih Efektif dari PSBB, Satgas Penanganan Covid-19: PSBM Menekan Mobilitas Penduduk Zona Merah

Tenaga medis dari Kementerian Kesehatan tersebut akan dibantu oleh tenaga medis relawan yang jumlahnya mencapai 685.

Tenaga relawan medis tersebut terdiri dari berbagai macam dokter spesialis.

"Ada dokter spesialis paru, anastesi, penyakit dalam dan juga tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter umum, dan sebagainya yang siap disebar, siap untuk membantu bila ada penambahan tenaga yang dibutuhkan," katanya.

Penambahan tenaga medis tersebut dilakukan seiring penyebaran Covid-19 yang terus meluas.

Baca Juga: Kota Kembang Bandung Berwarna Merah Lagi, Positif Covid-19 Ada di Semua Kecamatan

Meskipun ada penambahan tenaga medis terawan berharap kepada masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan sehingga dapat mengurangi tugas para tenaga medis.

Mulai menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menghindari kerumunan.

"Mohon partisipasi dari semua pihak terutama di level kelurahan, desa, RW dan RT untuk menjaga kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan," pungkasnya.

Baca Juga: Usai Seluruh Lampu Menyala Terang, Kini RSD Wisma Atlet Digemparkan dengan Antrean Ambulans, Apa Lagi?

Sementara itu diketahui PB Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) mengungkapkan angka kematian dokter di Indonesia, saat ini tercatat yang tertinggi di Asia.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan jumlah dokter di Indonesia merupakan yang terendah kedua di Asia Tenggara.

"Yakni (jumlah dokter) sebesar 0,4 persen per 1.000 penduduk," kata dr Adib, dikutip dari Kompas.com (13/9/2020).

Baca Juga: Ciri Masker yang Tidak Efektif, Mulai dari Scuba dan Medis, Buff ada yang Direkomendasikan Pakar

Artinya, menurut data tersebut, Indonesia hanya memiliki empat dokter yang melayani 10.000 penduduk.

Bahkan, rasio dokter spesialis, menurut dr Adib juga sangat rendah, yakni hanya 0,13 persen per 1.000 penduduk.

Masalah lain yang dihadapi juga terkait distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang hanya terkonsentrasi di Jawa dan kota-kota besar.

Baca Juga: Dokter di Sumatra Barat Bangun Laboratorium Pribadi Agar Warga Bisa Tes Swab Virus Corona Gratis

Menurut data yang disampaikan PB IDI, kematian dokter selama pandemi Covid-19 tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Berdasarkan update data kematian dokter di Indonesia akibat Covid-19 per Sabtu (12/9/2020), saat ini tercatat sebanyak 115 dokter meninggal dunia.

"Dengan asumsi 1 dokter melayani 2.500 pasien, maka menggambarkan hampir 300.000 rakyat Indonesia akan kehilangan pelayanan dari dokter," ungkap dr Adib.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Berkepenjangan, Bantuan Sembako Ditiadakan, 2021 Ada Bantuan Rumah

Belum lagi, meninggalnya sejumlah dokter spesialis, yang mana di Indonesia sendiri jumlahnya juga masih sangat kurang.

Terkait kematian dokter ini, PB IDI menyoroti ketegasan pemerintah dalam membuat langkah-langkah konkret dalam upaya melindungi keselamatan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Dr Adib menyimpulkan upaya kongkrit itu melalui pembentukan Komite Nasional Perlindungan, Keselamatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang bertugas mengintegrasikan seluruh stakeholder kesehatan untuk fokus dalam upaya perlindungan dan keselamatan serta upaya-upaya pengawasannya.(*)

Baca Juga: Hari Kedua PSBB Ketat, Warga Mulai Taat Aturan hingga Jumlah Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Menurun

 #berantasstunting #hadapicorona