Find Us On Social Media :

Kasus Covid-19 Indonesia Tembus 4 Ribu, Ahli Epidemiologi Nilai Penanganan Corona Meleset: 'Respons Pemerintah Tak Terkoordinasi dengan Baik'

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali pecah rekor lebih dari 4 ribu kasus

GridHEALTH.id -  Kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami lonjakan hampir setiap harinya.

Bahkan pada Sabtu (19/9/2020), kasus Covid-19 di Indonesia kembali pecah rekor dengan jumlah kasus penamabahan harian sekitar 4.168 orang.

Baca Juga: Hari Ketiga PSBB Ketat, Kasus Covid-19 Pecah Rekor Lagi Hampir 4 Ribu, Pakar Epidemiologi: 'Belum Jelas Kapan Puncak Pandemi Corona'

Hal itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 240.687 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Melihat tingginya angka lonjakan kasus Covid-19 tersebut, ahli epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, sejak awal respons pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 tidak terkoordinasi dengan baik.

Baca Juga: Rektor IPB Arif Satria Positif Covid-19 usai Inisiatif Lakukan Tes Swab, Kampus Diperketat hingga 14 Hari ke Depan

Hal tersebut menjadi faktor mengapa mayoritas target dan prediksi pemerintah soal kondisi Covid-19 dan penangan corona di Indonesia meleset.

"Respons pemerintah kita atas pandemi Covid-19 tak terkoordinasi dengan baik. Sehingga sampai saat ini rencana pemerintah meleset semua," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Dia mencontohkan, sejak awal pemerintah tidak fokus kepada proses tes menggunakan metode real time PCR.

Saat itu, malah marak digelar rapid test.

Baca Juga: Nyeri di Payudara, Benarkah Tanda Awal Kanker Payudara? Ini Faktanya

Padahal, menurutnya metode swab test PCR memiliki tingkat akurasi yang lebih tepat dibandingkan dengan rapid test.

Apabila metode tes yang dilakukan lebih akurat, penanganan pasien Covid-19 dan pemetaan kasus bisa dilakukan dengan cepat sehingga sebaran bisa ditekan.

Selain itu, kata Pandu, pada awalnya pemerintah sempat menganggap memakai masker tidak penting dilakukan.

Padahal, menurutnya masker merupakan alat pelindung yang ampuh untuk mencegah paparan droplet dari individu yang terinfeksi Covid-19.

Pada akhirnya, saat ini masyarakat masih banyak yang sulit beradaptasi untuk disiplin memakai masker.

Kedua kondisi di atas menurut Pandu mempengaruhi banyaknya penularan Covid-19 yang terjadi di masa normal baru.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kontak Dengan Penderita Covid-19, Begini Keadaannya

"Sebab sebenarnya, jika masyarakat disiplin memakai masker, menerapkan protokol kesehatan dan didukung testing yang masif, angka positif bisa ditekan," tutur Pandu.

Namun, saat ini banyak masyarakat yang mulai lalai atau jenuh karena sejak awal pemerintah seakan tidak serius merespons pandemi Covid-19.

Pada saat ada kondisi tertentu yang menyebabkan mobilitas masyarakat seperti libur panjang, potensi penularan menjadi lebih besar dan menyebabkan lonjakan kasus konfirmasi positif.

"Jika begini, keinginan pemerintah untuk tetap mementingkan sisi kesehatan sambil memulihkan kondisi ekonomi pun lebih sulit," ujar Pandu.

Dirinya memperkirakan, tingginya penularan Covid-19 bisa terjadi hingga akhir 2020.

Baca Juga: Kabar Gembira di Tengah PSBB Ketat, Pemprov DKI dan Kemensos Bakal Salurkan 2,4 Juta Bansos Mulai Pekan Ini

Bahkan menurut prediksinya, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia bisa saja terjadi pada 2021.

Indikasinya, kata Pandu, hingga enam bulan pandemi berlangsung, belum ada tanda-tanda kasus Covid-19 mengalami penurunan.

"Bahkan akhir-akhir ini penambahan kasus justru melonjak. Sehingga strategi respons terhadap pandemi harus diubah," tutur Pandu.

Baca Juga: Ahli Biologi Molekuler Indonesia Sebut Uji Klinis Vaksin Sinovac Idealnya Dilakukan di Zona Merah, Tidak di Bandung

Menurut Pandu, pemerintah semestinya kembali memprioritaskan penanganan pandemi.

"Sebaiknya secara konsisten melakukan testing, tracing dan isolasi. Tetap menekankan pentingnya perilaku pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," tambah Pandu. (*)

#hadapicoronaArtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rekor Kasus Covid-19 dan Prediksi Pemerintah yang Meleset