Find Us On Social Media :

Kasus Covid-19 Bertambah 4.176, Ahli Epidemiologi Tekankan Indonesia Belum Capai Puncak Corona: 'Bisa Jadi Desember'

Kasus virus corona di Indonesia

GridHEALTH.id -  Penambahan kasus Covid-19 harian kini kembali mencapai angkat tertinggi sejak kemunculan virus corona di awal Maret 2020 lalu.

Pada Senin (21/9/2020), kasus Covid-19 kembali memecahkan rekor, yaitu 4.176 kasus baru Covid-19 atau kini mencapai 248.852 orang.

Baca Juga: Hari Ketiga PSBB Ketat, Kasus Covid-19 Pecah Rekor Lagi Hampir 4 Ribu, Pakar Epidemiologi: 'Belum Jelas Kapan Puncak Pandemi Corona'

Melihat hal tersebut, masyarakat menerka-nerka bahwa di bulan September ini Indonesia benar-benar mencapai puncak corona, seperti yang sempat diungkapkan Presiden Joko Widodo.

"Kalau melihat angka-angka, memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir," kata Presiden Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Baca Juga: Soal Pakai Masker Saat Sendiri di Mobil, Epidemiolog UI Ungkap Manfaatnya

Kendati demikian, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menegaskan bahwa Indonesia belum mencapai puncak corona.

"Puncaknya belum. Kalau sudah di atas puncak, mungkin landai dulu enggak naik-naik bertahan. Tapi (ini) naik terus, lagi mendaki puncak," ujar Pandu Riono, Senin (21/9/2020).

Meski tak yakin dengan prediksinya, Pandu menyampaikan bahwa ada kemungkinan puncak corona akan berlangsung sebentar lagi.

Baca Juga: Lewati Seminggu PSBB Ketat, Pakar Epidemiologi: 'Banyak Manfaatnya PSBB yang Dulu', Bagaimana Sekarang?

"Mungkin (puncaknya) bulan depan, tapi bisa jadi Desember," tambahnya.

Terlepas dari itu, Pandu menganggap jika penanganan Covid-19 di Indonesia tidak serius layaknya negara lain dalam hal memberantas virus corona.

"Kita enggak serius. Kenapa kita enggak serius? Karena tidak direspons sebagai suatu negara," tuturnya, dikutip dari Tribunnews, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: 3 Manfaat Air Kunyit Hangat Dicampur Madu, Salah satunya Jaga Kesehatan Paru

Ia menilai penanganan pandemi harus ditangani langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pandu menyebutkan selama ini urusan pandemi diserahkan kepada badan lain.

"Negara itu adalah presiden. Jadi Pak Jokowi harus memimpin langsung," paparnya.

Baca Juga: Harga Vaksin Covid-19 Berbeda-beda, Kemenkes Buat Survei Patokan Harga Mulai dari Rp 50 Ribu

"Orang sudah bilang Pak Jokowi mimpin langsung. Tapi kemudian apa? Didelegasikan ke komite, didelegasikan ke Satgas," jelas Pandu.

Menurut Pandu, hal itu membuat kebijakan terkait pandemi menjadi tidak maksimal dilaksanakan.

"Bagaimana bisa menerapkan aturan? Bagaimana bisa menyerapkan anggaran? Satgas itu cuma bisa bikin surat edaran," sindirnya. (*)

Baca Juga: Nahasnya Masyarakat Indonesia, Warga Temukan Adanya Beras Plastik dalam Bansos dari Pemerintah

 #hadapicorona