Find Us On Social Media :

Benarkah Panjang Jari Bisa Tunjukan Risiko Kanker Prostat? Ini Kata Ahli

Hasil Studi Menunjukkan Panjang Jari Pria Bisa Prediksi Resiko Terkena Kanker Prostat

GridHEALTH.id - Beberapa waktu belakangan beredar kabar bahwa panjang jari dapat mengukur atau melihat risiko terkena kanker prostat seorang pria.

Diketahui pernyataan tersebut didasari dari sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Cancer pada tahun 2011.

Dimana penelitian tersebut menemukan bahwa jika jari telunjuk pria lebih panjang dari jari manis, maka mereka 33 % lebih kecil kemungkinannya untuk menderita kanker prostat daripada mereka yang jari telunjuknya sama panjang atau lebih pendek dari jari manis mereka.

Hasil itu diketahui usai para peneliti melakukan tes pada lebih dari 1.500 pasien kanker prostat.

Lebih lanjut, penelitian ini menyatakan bahwa ini bisa jadi karena gen HOX.

Gen HOX adalah elemen kunci dalam perkembangan organ dan juga jari.

Baca Juga: Ketua Satgas Ingatkan Carrier, Manusia Penyebar Covid-19 yang Lebih Bahaya Dari Virusnya Sendiri

Baca Juga: Diminta Jokowi Siap Diproduksi dalam 2 Minggu Lagi, Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac Berjalan Lancar

Itu juga dicatat oleh para ahli dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 bahwa gen HOX berada di luar proporsi pada pasien kanker prostat.

Jadi, rasio jari telunjuk dan jari manis dapat dikaitkan dengan gen HOX yang tidak proporsional, yang pada gilirannya bisa menjadi faktor risiko kanker prostat.

Alasan pasti bagaimana dan mengapa gen HOX berperan dalam kanker prostat belum ditemukan oleh para ahli.

Baca Juga: Banyak Daerah Terpapar Covid-19, Jokowi Minta Seluruh Wilayah Terapkan PSBM: 'Mini Lockdown Lebih Efektif'

Namun, mereka yakin bahwa jari telunjuk dengan jari manis terhubung ke gen HOX, yang dapat memicu kanker prostat.

Melihat temuan tersebut lantas benarkah panjang jari dapat mengukur risiko pria terkena kanker prostat.

Baca Juga: Rutin Makan Ikan Bikin Orang Pintar Ternyata Fakta, Ini Kata Ahli

Menanggapi pertanyaan tersebut, beberapa dokter spesialis sempat membahasnya di acara Webminar Awam dan Medis bertajuk 'Deteksi Dini Kanker Prostat Tatalaksana dan Terapi Teknologi Terkini yang digelar oleh RSU Bunda Jakarta, Sabtu (26/9/2020).

Dimana dalam acara virtual tersebut para ahli sepakat tidak ada bukti yang kuat bahwa panjang jari dapat mengukur tingkat risikokanker prostat.

"Tidak ada bukti sama sekali, untuk kanker prostat saya rasa tidak (menentukan risiko)" ujar Prof. Dr. dr. Aru w. Sudoyo.

Disisi lain dr. Agus Rizal A.H. Hamid juga menerangkan bahwa informasi tersebut tidak tepat.

Baca Juga: Ibu Hamil Jangan Salah Pilih Tempat Air Minum, Dispenser Mengandung 2,7 juta Kuman Penyebab Infeksi

"Jadi itu hanya satu data dihubungkan dengan data yang lain. Saya rasa masyarakat cukup hati-hatilah dalam memahami suatu informasi," ujar dr Agus Rizal.

Menurutnya sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan secara pasti bahwa panjang jari dapat mengukur risiko kanker prostat.

"Karena untuk menentukan suatu variabel terkait kanker prostat itu penelitiannya cukup panjang."

"Nah, selama belum ada bukti ilmiah yang pasti atau tidak spesifik maka kita masih menganggap hal itu tidak ada kaitannya (mitos)," jelasnya.

Baca Juga: Angka Kesembuhan Menurun, Jokowi Minta Vaksin Covid-19 Segera Diproduksi: 'Saya Minta dalam Dua Minggu Sudah Ada'

Perlu diketahui sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti kanker prostat bisa terjadi.

Namun ada faktor risiko yang paling umum, diantaranya seperti;

 

1. Usia, meskipun kanker prostat dapat ditemukan pada pria di bawah usia 50 tahun, sebagian besar kasus didiagnosis pada pria di atas 50 tahun, dan insidensinya jauh lebih tinggi pada pria berusia 75 tahun ke atas.

2. Riwayat keluarga, beberapa bentuk kanker prostat adalah keturunan dan pria yang memiliki saudara laki-laki atau ayah dengan kanker prostat atau ibu atau saudara perempuan dengan kanker payudara dua kali lebih mungkin untuk menderita.

Baca Juga: WHO: Jumlah Kematian Dipastikan Bisa Mencapai 2 Juta Jiwa Jika Vaksin Covid-19 Tidak Segera Siap

3. Ras, kanker prostat menyerang semua pria, namun, tingkat kanker prostat lebih tinggi pada pria dari keturunan Afrika-Karibia atau Afrika dan lebih rendah pada pria Asia.

4. Obesitas, pria yang kelebihan berat badan tidak lebih mungkin menderita kanker prostat meskipun mereka lebih mungkin untuk didiagnosis pada tahap selanjutnya dari penyakit yang lebih sulit untuk diobati.

Hal ini diduga karena kombinasi faktor hormonal yang terkait dengan massa tubuh tambahan yang mendorong pertumbuhan kanker.

Tautan obesitas menunjukkan bahwa pria dapat mengurangi risiko kanker prostat dengan makan makanan seimbang dan olahraga teratur - faktor-faktor yang mendorong penurunan berat badan.(*)

Baca Juga: Sungguh Terlalu, Suami Tega Mengaku Positif Covid-19 Demi Tinggal Bersama Wanita Idaman Lain

 #berantasstunting

#hadapicorona