GridHEALTH.id - Raja Thailand Vajiralongkorn (67) bisa dibilang sosok raja yang penuh kontroversi.
Kehidupannya dan sepak terjangnya terus dikuliti dan diburu, seperti halnya seorang artis.
Apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda dan dirinya mengungsi ke Jerman.
Secuil informasi darinya pun bisa menjadi bahan berita yang viral.
Sedihnya apa yang dilakukan sang Raja di masa pandemi Covid-19, menimbulkan gejolak di Thailand.
Baca Juga: Libur Panjang 28-30 Oktober, Jokowi: 'Jangan Sampai Berdampak pada Kenaikan Kasus Covid-19'
Gejolak di masyarakat, bahkan di pemerintahan. Karennya tidak sedikit warga negara Thailand ditangkap.
Sementara sang raja, selalu diberitakan mengkarantina diri bersama permaisuri dan 20 selir di Hotel Alpine, Jerman.
Baca Juga: Tanpa Minum Obat, Ini 5 Cara Ampuh Keluarkan Dahak yang Membandel di Tenggorokan
Raja Thailand menyewa seluruh lantai 4 di hotel tersebut. Yang menakjubkan fasilitas hotel yang disewa cukup lengkap, mulai dari kamar, ruang hiburan dan dihiasi dengan barang antik Thailand.
Staf hotel pun juga dilarang untuk pergi ke lantai empat yang sudah disewa oleh Raja Vajilangkorn.
Baca Juga: IAI 3 Tips Baru Ampuh Hindari Virus Corona Dari Ketua Satgas Covid-19
Max Boeddeker, seorang reporter yang menyelidiki hotel menyebut Jerman tak bisa berbuat banyak karena kekebalan diplomatik yang dimiliki oleh Raja Vajilangkorn.
Mengenai selir sang raja sendiri yang jumlahnya mencapai 20 orang, mereka ini sejatinya adalah unit militer pasukan khusus.
Para selir ini diberi sebutan dengan gaya militer mulai dari mayor hingga kolonel.
Tak hanya itu, mereka juga diberi label nomor S01 hingga S20.
Walau demikian, para selir tetap saja menjadi tempat sang raja untuk senang-senang.
Menurut pakar Thailand Andrew McGregor Marshall, para wanita ini membuat pertaruhan besar.
Dengan menjadi selir, mereka bisa mendapat kekayaan untuk diri sendiri dan keluarga.
Namun di sisi lain, mereka juga harus siap untuk berebut perhatian raja, termasuk menuruti semua perintah raja.
Sebagian dari para selir melakukannya dengan sukarela karena ambisi diri.
Tapi ternyatam ada juga berada di bawah ketakutan sehingga mau tak mau menjadi patuh.
Baca Juga: Jangan Abaikan Ruam di kulit, Jika Cirinya Seperti Ini Baiknya Swab
"Para wanita itu membuat pertaruhan besar, dengan harapan untuk kekayaaan dan kesuksesan diri mereka sendiri dan keluarganya," katanya.
"Yang lain menyerah, karena takut jika menolaknya akan menerima konsekuensi besar," jelas Andrew McGregor Marshall.
Tak banya yang tahu, tinggal di Jerman di tengah lockdown, membuat sang raja melewatkan hari penobatan di Thailand.
Baca Juga: WHO Sebut 4 Obat Ini Hampir Tak Ada Dampaknya Pada Pengobatan Covid-19
Vajiralongkorn diangkat sebagai raja baru beberapa tahun lalu.
Pada minggu lalu dia sempat kembali ke Thailand dari Bandara Munich setidaknya sekali, untuk memeriksa alat pelindung di Bangkok.
Namun, itu hanya berlangsung singkat, selebihnya dia disebutkan kembali lagi ke hotel dan tinggal di sana.
Thailand sendiri sudah lockdown sejak Maret.
Baca Juga: PSBB Dilonggarkan, Epidemiolog Ingatkan Bahaya Superspreader Penyebaran Covid-19
Sejauh ini tercatat 2.992 kasus dan 55 kematian akibat Covid-19.
Ironisnya di tengah pandemi raja telah memicu kecaman di media sosial Thailand.
Tetapi mereka yang menghina dan mengkritik raja justru bisa dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Baca Juga: Prediksi Bill Gates Prihal Covid-19 Makin Suram di Musim Gugur
Banyak rakyatnya menyindir di media sosial dengan membuat hastag, 'Mengapa kita membutuhkan raja?'.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul "Raja Thailand Isolasi 20 Selir di Hotel Mewah, dari Luar Megah, Begini Kehidupan Mereka Sebenarnya"