Find Us On Social Media :

Pegal saat WFH Bisa Berakibat Fatal, Coba Ambil Cuti Sejenak agar Panjang Umur!

Coba ambil cuti saat WFH demi menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19

GridHEALTH.id -  Setelah hampir 8 bulan masyarakat Tanah Air menghadapai pandemi Covid-19, siapa bilang bekerja dari rumah atau work from home (WFH) membuat seseorang merasa nyaman.

Tak sedikit orang merasa pekerjaan semakin menumpuk kala menjalani WFH yang bersatu dengan pekerjaan rumah lainnya.

Baca Juga: Alami Kulit Bermasalah selama WFH? Yuk Cari Tahu Solusi Mengatasinya

Akibatnya, banyak orang yang mengeluh tubuhnya pegal-pegal dan mengalami nyeri otot selama WFH.

Pegal saat WFH ini rupanya dapat berdampak fatal, seperti nyeri otot, nyeri sendi, maupun kekakuan sendi.

Baca Juga: Usai Dicopot dari Jubir Covid-19, Achmad Yurianto Kini Dimutasi dari Dirjen Kemenkes

Untuk itu, tidak ada salahnya bagi pekerja yang menjalani WFH ini untuk mngambil jatah cuti guna memperpanjang umur.

Berdasarkan riset terbaru terungkap sebuah kesimpulan, mengambil cuti mungkin dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

Tak tanggung-tanggung, riset dilakukan selama 40 tahun, dan menemukan pekerja yang mengambil cuti kurang dari tiga minggu setiap tahun memiliki risiko kematian dini sepertiga lebih tinggi.

Tentunya, hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang mengambil cuti lebih banyak.

Baca Juga: Dokter Reisa Berikan 3 Tips Aman Nikmati Libur Panjang Akhir Oktober 2020: 'Pilihan Terbaik adalah Staycation'

Periset mengatakan, hidup sehat dan olahraga teratur tetap tak bisa menggantikan manfaat istirahat untuk menghilangkan stres dan memperpanjang harapan hidup.

"Gaya hidup sehat tak bisa mengatasi efek kerja terlalu keras, dan tak dapat menggantikan manfaat liburan," kata Profesor Timo Strandberg, dari University of Helsinki di Finlandia.

Menurut dia, liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres.

Laman Independent memberitakan, riset ini dimulai pada tahun 1970an dengan melibatkan 1.222 pria paruh baya yang lahir antara tahun 1919-1934.

Semua peserta memiliki risiko terkena penyakit jantung karena beragam faktor, seperti tekanan darah tinggi, merokok, atau kelebihan berat badan.

Separuh dari peserta diberi instruksi untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga, menerapkan pola makan sehat, mencapai berat badan ideal, dan berhenti merokok.

Sementara, peserta riset yang lain tak diberi instruksi apa pun.

Baca Juga: Ibu Hamil dengan Risiko Osteoporosis Bisa Lahirkan Anak Stunting, Ini Cara Mencukupi Kebutuhan Kalsium dan Vitamin D

Hasil riset yang telah dipresentasikan dalam Konferensi European Society of Cardiology, Jerman menunjukkan hal yang mengejutkan.

Sebab, mereka yang diberi instruksi untuk melakukan gaya hidup sehat malah menghadapi risiko kematian dini lebih besar.

Menurut peneliti, ini terjadi karena instruksi tersebut mungkin telah menambahkan tekanan ekstra pada hidup mereka.

Peserta yang juga diinstruksikan untuk melakukan gaya hidup sehat dan mengambil cuti kurang dari tiga minggu dalam setahun, 37 persen lebih mungkin untuk mengalami risiko serupa.

"Risiko kematian dini yang disebabkan oleh gaya hidup intensif terkonsentrasi pada laki-laki dengan waktu liburan lebih pendek setiap tahunnya," papar Profesor Strandberg.

Baca Juga: Ramai Gejala Long Covid, Dokter Sebutkan Efek Jangka Panjang pada Pasien Sembuh dari Covid-19

"Gaya hidup yang penuh tekanan ini mungkin telah mengesampingkan setiap manfaat dari intervensi," kata dia.

Ia menambahkan, intervensi itu pun mungkin mendatangkan efek psikologis yang menambahkan tekanan dalam kehidupan mereka.

Jadi, jangan ragu lagi untuk mengambil jatah cuti saat WFH demi menjaga kesehatan saat pandemi Covid-19. (*) 

Baca Juga: Dihadiahi Rp 366 Juta, Remaja 14 Tahun Ini Temukan Terapi Penyembuhan Pasien Covid-19

#hadapicorona