Find Us On Social Media :

Mengenal Penyakit Endometriosis, 'Musuh' Perempuan saat Haid

Gejala endometriosis antara lain keram parah saat haid yang berlangsung lebih dari tujuh hari dan pendarahan haid yang parah. Beberapa mengalami kelelahan.

 

GridHEALTH.id -  Endometriosis merupakan radang karena pertumbuhan lapisan dinding rahim yang terjadi di luar dinding rahim. Penyakit ini hanya muncul di kaum perempuan.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, endometriosis menyerang 6-10% perempuan usia produktif. Sebagian besar perempuan sering kali tidak terdiagnosis.

Lapisan abnormal ini terus menebal dan dapat pecah saat siklus menstruasi. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Hormon estrogen juga dapat memicu gejala yang cukup parah. Gejala ini timbul di masa-masa reproduksi.

Setiap perempuan dapat menderita endometriosis. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena endometriosis.

Beberapa faktor tersebut meliputi usia 30-40 tahun, tidak pernah melahirkan, genetik, konsumsi kafein, alkohol, kegemukan, dan kurang olahraga.

Dikutip dari situs kesehatan Medical News Today, gejala endometriosis dapat berkembang dari waktu ke waktu lantaran lesi ikut membesar.

Baca Juga: Fakta, Darah Haid Dapat Mengungkapkan Adanya Kista Pada Wanita

Baca Juga: FDA Akhirnya Menyetujui Uji Coba Remdesivir Sebagai Obat Virus Corona

Dalam jangka waktu yang lama, endometriosis dapat mengganggu fungsi tubuh, seperti menutup tuba falopi. Rasa sakit yang muncul juga dapat mengganggu saat bekerja.

Gejala endometriosis antara lain keram parah saat menstruasi, sakit punggung bagian bawah dan pelvis jangka panjang, menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari dan pendarahan haid yang parah.

Beberapa perempuan juga merasakan masalah usus dan kencing, termasuk nyeri, diare, sembelit, dan kembung.

Ada juga yang mengalami feses atau urine berdarah, mual dan muntah, kelelahan, nyeri saat berhubungan intim, dan muncul bercak atau berdarah meski sedang tidak haid.

Selain gejala, penyakit ini juga dapat menimbulkan komplikasi berupa infertilitas, peningkatan risiko terkena kanker ovarium, kista, inflamasi, dan komplikasi usus serta kandung kemih.

Penyakit endometriosis tak bisa disembuhkan. Tapi, gejala dapat dikurangi dengan sejumlah penanganan seperti obat dan terapi hormon.

Operasi juga dapat dilakukan jika obat tak bisa bekerja. Kehamilan juga disebut dapat meringankan gejala.

Baca Juga: Penyintas Covid-19 Masih Menyandang Beban Setelah Sembuh, Diantaranya Susah Tidur

Baca Juga: Sentuhan Orangtua Menenangkan Sinyal Rasa Sakit di Otak Bayi

Baca Juga: TNI dan Polisi Bersih-bersih Soal LGBT, Seorang Perwira Dinonjobkan Hingga Pensiun Karena Penyuka Sesama Jenis

Umumnya, nyeri bakal hilang dengan sendirinya setelah menopause saat tubuh berhenti memproduksi hormon estrogen.(*)

#berantasstunting #hadapicorona