Find Us On Social Media :

Ribut Perkara Penanganan Covid-19, Donald Trump Bakal Pecat Ahli Virus Anthony Fauci Usai Pilpres

Anthony Fauci ketika memberikan keterangan pers mengenai perkembangan kebijakan pemerintah soal virus corona dengan Donald Trump berdiri di sampingnya pada 13 April 2020.

GridHEALTH.id - Perseteruan antara Presiden Donald Trump dan Ahli Virus Corona (Covid-19) dr Anthony Stephen Fauci nampaknya belum juga usai.

Bahkan terbaru, Trump mengaku akan segera memecat Fauci setelah perhelatan pemilihan presiden (pilpres) berlangsung.

Hal itu ia sampaikan ketika masa pendukungnya saat berkampanye di Florida menyerukan "pecat Fauci".

"Jangan bilang siapa pun. Biarkan saya menunggu setelah pilpres. Saya mengapresiasi nasihatnya," kata Trump kepada massa.

Presiden 74 tahun itu kemudian mengeklaim bahwa sebenarnya Anthony Fauci merupakan "pria yang baik", hanya saja dia sudah "melakukan banyak kesalahan".

Baca Juga: Disfungsi Ereksi, Gangguan Seksual yang Jadi Momok Pria Penyandang Diabetes Tipe 2

Baca Juga: Ingin Kendalikan Corona, Luhut Kembali Janjikan Vaksinasi Covid-19 Siap di Minggu Ketiga Desember 2020

Komentarnya itu terjadi setelah Gedung Putih menyemprot Fauci atas wawancara yang dilakukannya dengan Washington Post.

Dilansir CNN Senin (2/11/2020), pakar di bidang penyakit menular tersebut mengkritik pemerintahan Trump atas respons terhadap Covid-19 di Amerika Serikat

Fauci menerangkan bahwa sang presiden lebih banyak mendengarkan penasihat gugus tugas virus corona AS, Dr Scott Atlas, untuk menangani pandemi.

Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Buah Kesemek Yang Bentuknya Tidak Secantik Buah Lain, Salah Satunya Turunkan Darah Tinggi

Padahal Fauci dan Trump sempat berkolaborasi dengan begitu baik ketika AS pertama kali dilanda Covid-19. Tetapi hubungan mereka kemudian memburuk.

Anthony Fauci kemudian mengatakan bahwa dia sudah tidak lagi memberikan laporan kepada Trump, dengan posisinya digantikan oleh Atlas.

Baca Juga: Curiga Anaknya Positif Covid-19, Seorang Ayah Tega Membunuh Sang Anak yang Tengah Nonton TV

Adapun saat dia berkampanye, sebagian besar pendukungnya tidak mengenakan masker di tengah wabah Covid-19 yang merajalela.

Trump sendiri terus melanjutkan kampanye di negara bagian, di mana dia yakin seruannya agar gubernur negara bagian membuka lagi wilayahnya sejalan dengan massa.

Baca Juga: Dengan Alasan Eksperimen, Seorang Dokter di Rusia Tangani Pasien Covid-19 Tanpa Pakai Masker dan APD

Adapun hingga Rabu (4/11/2020), "Negeri Paman Sam" masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Menurut data dari Worldometers, tercatat sudah ada 9,692,528 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi secara keseluruhan.

Dimana dari jumlah tersebut, angka kematian mencapai 238,641 orang, yang sembuh 6,236,170 orang, dan sisanya 3,217,717 orang masih harus mendapatkan perawatan.(*)

Baca Juga: Biaya Pasien Covid-19 Sepenuhnya Ditanggung Pemerintah, Masyarakat Jangan Takut ke Rumah Sakit

 #berantasstunting #hadapicorona