Find Us On Social Media :

3 Bahan Berbahaya pada Deodoran, Hindari yang Seperti Ini, Sebabkan Kanker Payudara

Ilustrasi - Tak Perlu Beli, Deodoran dari Bahan Alami Bisa Kalian Buat Sendiri di Rumah, Ampuh Hilangkan Bau Badan!

GridHEALTH.id - Fakta ilmah mengungkap jika ternyata deodaran yang sudah tidak asing lagi bagi masyaraat Indonesia, bisa picu kanker payudara.

Memang tidak semua deodoran bisa sampai ke arah kanker payudara.

Baca Juga: Sedang Rutin Minum Obat? Jangan Dahulu Makan 3+5 Buah-buahan Ini Ya

Deodoran yang biasa dikenakan pada ketiak mengandung tiga bahan aktif ini saja yang disinyalir bisa picu kanker payudara pada penggunanya.

Mengenai hal ini, melansir laman Time, penelitian menunjukkan bahwa beberapa senyawa yang digunakan dalam deodoran dan antiperspiran diserap dan disimpan dalam sel-sel lemak, yang lazimnya berada di daerah ketiak.

Padahal, jaringan ketiak mengandung reseptor hormon, yang dapat bereaksi terhadap beberapa bahan deodoran dan antiperspiran.

Baca Juga: Curiga Anak Alami Gejala Pneumonia, Kapan Harus Memeriksakannya ke Dokter?

Profesor biologi di North Carolina State University, Heather Patisau mengatakan bahwa beberapa senyawa dalam deodoran bisa mengganggu fungsi hormon reproduksi dan perkembangan tubuh.

Inilah yang menurut ahli menyebabkan deodoran dapat meningkatkan risiko gangguan reporduksi hingga kanker payudara.

Bahkan, deodoran juga diklaim dapat mengganggu mikroorganisme baik dalam tubuh.

Baca Juga: Gatal Di Seputar Organ Intim Akibat Diabetes, Ini Dia Gejalanya

Melansir laman Penn Medicine, beriku bahan-bahan berbahaya yang kerap terdapat dalam deodoran:

1. Berbagai bahan penyebab alergi

Beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap deodoran atau antiperspiran.

Penelitian menunjukkan bahwa ini bisa disebabkan oleh bahan-bahan seperti propilen glikol, minyak atsiri, aditif biologis, paraben, vitamin E, dan lanolin.

Baca Juga: Wajib Steril, Ibu Positif Covid-19 Tak Perlu Membersihkan Payudara sebelum Menyusui

Jika Anda sudah mengetahui bahwa Anda alergi terhadap salah satu dari bahan-bahan tersebut, segera konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan produk-produk pencegah bau badan tersebut.

Cara aman menggunakan deodoran dan antiperspiran Untuk melindungi dari dari berbagai efek negatif antiperspirand dan deodoran, sebaiknya kita memilih produk-produk pencegah atau penghilang bau badan dengan bahan alami.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Kembali Lebih dari 4 Ribu, Inikah Dampak dari Libur Panjang Pekan Lalu?

Kita juga bisa memilih produk dengan komposisi bebas paraben, alumunium dan berbagai bahan penyebab alergi. Oleh karena itu, kita harus memeriksa label sebelum membelinya.

2. Alumunium

Baca Juga: 4 Bahan Alami Ini Membantu Mengatasi Siklus Haid Tidak Teratur

Senyawa aluminium biasanya digunakan dalam antiprespiran untuk mencegah produksi keringat berblebih.

Baca Juga: Zona Merah Covid-19 Jabar Pindah ke Kota Bekasi, Imported Case Disebut Penyebabnya

Penggunaan antiprespiran yang terlalu sering dapat menyebabkan aluminium menumpuk di jaringan payudara.

Hal ini bisa menyebabkan ketidakstabilan gen dalam jaringan payudara yang memicu pertumbuhan tumor atau sel kanker.

Selain itu, terlalu banyak aluminium dalam tubuh juga dapat menyebabkan penyakit tulang atau demensia.

Baca Juga: Tanpa Minum Obat, 5 Makanan Ini Ampuh Hentikan Diare yang Jadi Masalah Kehamilan Paling Menyeramkan

Biasanya, kelebihan aluminium disaring keluar dari tubuh oleh ginjal.

Jadi, orang dengan fungsi ginjal yang lemah tidak dapat menyaring aluminium dengan cukup cepat.

Namun, jika kita memiliki fungsi ginjal normal, ginjal biasanya dapat memproses jumlah aluminium dari antiperspiran dan kosmetik yang diserap melalui kulit.

Baca Juga: Indonesia Resmi Resesi, Bantuan Sosial Covid-19 Akan Terus Berjalan hingga 2021, Ini Jenisnya!

Inilah sebabnya mengapa Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS mengharuskan produsen deodoran atau antiperspiran untuk memasukkan peringatan khusus untuk orang dengan penyakit ginjal.

3. Paraben

Paraben biasanya digunakan dalam produk deodoran untuk mencegah pertumbuhan jamur, bakteri, dan ragi.

Sama halnya dengan alumunium, paraben juga dapat diserap oleh kulit dan menganggu fungsi hormon.

Baca Juga: Indonesia 90 Persen Andalkan Obat Impor, Jokowi Minta Berdikari: 'Obat Fitofarmaka Perlu Difasilitasi'

Paraben dapat meningkatkan fungsi hormon estrogen, hormon wanita yang penting untuk perkembangan seksual, kesehatan payudara, dan fungsi tubuh lainnya.

Namun, American Cancer Society dan National Cancer Institute mengatakan tidak ada bukti konklusif yang menemukan kaitan bahan kimia deodoran ini dengan kanker karena kanker.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Ini Bahan Berbahaya dalam Produk Pencegah Bau Badan"