Karena pasien telah mengalami penurunan kesadaran, pembersihan tidak terjadi dengan benar yang mengakibatkan penumpukan dan aliran sekresi di sekitar daerah tenggorokan.
Akumulasi patogen berbahaya dan gangguan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan patogen ini, sehingga menghasilkan VAP.
Gejala VAP meliputi demam, peningkatan pernapasan, denyut jantung meningkat, rendahnya tingkat oksigen dalam darah, radang pankreas (pankreatitis), leukositosis (WBC berlebihan) atau leukopenia (penurunan WBC) dan aspirasi kimiawi.
Sedangkan faktor risiko untuk pengembangan VAP adalah kondisi paru-paru kronis, perubahan sirkuit ventilator yang sering atau penggunaan profilaksis antimikroba sistemik, kKndisi yang sudah ada sebelumnya seperti anemia atau penyakit ginjal, usia di atas 55 tahun, operasi daerah perut bagian atas dan intubasi berkepanjangan
VAP biasanya didiagnosis jika pasien telah menggunakan ventilasi mekanis selama lebih dari 48 jam
Baca Juga: Sering Kentut Sebelum Haid Datang, Fluktuasi Hormon Jadi Penyebabnya
Baca Juga: Diabetes Neuropati, Bisakah Disembuhkan? Ini Dia Cara Mengelolanya
Beberapa metode diagnostik VAP meliputi:
- Rontgen dada atau rontgen dada: untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi di paru-paru.
- Kultur darah: untuk memeriksa mikroorganisme dan jenisnya di dalam darah.