Find Us On Social Media :

Kasus Aktif Covid-19 Meningkat 130 Persen Hanya Dalam 2 Bulan, Ini Warning Buat Indonesia

Terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan di Indonesia.

GridHEALTH.id - Peningkatan kasus aktif virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Bagaimana tidak, hanya dalam kurun waktu dua bulan saja, kasus aktif Covid-19 ditanah air bisa bertambah hingga 130 %.

Diketahui pada awal November 2020 lalu, kasus Covid-19 yang aktif di Indonesia berada di kisaran 54 ribu kasus aktif.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sudah Tersebar Luas, WHO Pesimis Pandemi Akan Mereda di Tahun 2021

Akan tetapi diawal Januari 2021 ini kasus aktif sudah mencapai angka 129 ribu kasus lebih.

Kasus aktif Covid-19 sendiri merupakan total dari pasien corona yang masih menjalani perawatan dan isolasi, baik itu dalam keadaan kritis, sedang, dan tak bergejala.

Masalah ini pun menjadi salah satu pembahasan hangat yang diperbincangkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Komisi VIII DPR RI saat melakukan rapat kerja, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Sejumlah Orang di Posko Sriwijaya Air SJ182 Reaktif Covid-19, Kelanjutan Pencarian Korban Jatuh Ditentukan Hari Ini

 "Dalam kurun waktu 2 bulan lebih Bapak Pimpinan, terjadi peningkatan 130 persen sehingga angka itu menjadi 129 ribu yang tadi kami laporkan dan tentunya ini tidak boleh membuat kita lengah," kata Doni Monardo seperti dikutip dari Tribunnews, (15/1/2021).

"Pada periode minggu kedua awal November kasus aktif kita berada pada posisi yang terendah sepanjang 10 bulan terakhir yaitu 12,12 % dengan angka akumulasi mencapai 54 ribu orang artinya 54 ribu warga negara kita yang terpapar Covid-19 dalam kondisi tanpa gejala ringan, gejala sedang, berat dan kritis," tambahnya.

Baca Juga: Kasus Raffi Ahmad Langgar Prokes Usai Divaksin Covid-19 Berbuntut Panjang, Istana Langsung Bereksi Tegas

Doni Monardo menjelaskan faktor kenaikan diakibatkan selain efek libur akhir tahun, juga bisa jadi karena faktor jenuh dari masyarakat.

"Selama 2 bulan terakhir ini kemungkinan besar selain libur panjang adalah faktor kejenuhan, kelelahan, dan juga berbagai faktor lainnya yang menembus batas psikologis masyarakat kita ada kecenderungannya mulai menganggap abai terhadap protokol kesehatan," pungkasnya.

Kondisi ini tentu menjadi warning bagi bangsa Indonesia, untuk lebih serius lagi menanggulangi pandemi Covid-19 yang tengah melanda.

Tentunya kita sebagai masyarakat harus membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona.

Baca Juga: Tak Hanya Tenaga Kesehatan, Karyawan Juga Bisa Dapat Vaksinasi Covid-19, Tergantung Perusahaan

Langkah kecil yang bisa dilakukan diantaraya dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku.

Diketahui protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan rutin mencuci tangan sangat penting dilakukan saat pandemi Covid-19 ini.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona sangat sulit diprediksi.

Baca Juga: Ada Pejabat yang Tegas Tolak Vaksinasi Covid-19, Wiku: 'Penolakan Datang dari Kalangan yang Teredukasi'

Mereka menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat atau dalam jarak sekitar 6 kaki untuk waktu yang lama.

Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.

Sehingga menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masa pandemi ini menjadi kewajiban yang tak boleh diabaikan.(*)

Baca Juga: Ada Peluang Terinfeksi Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf Abai Prokes Usai Disuntik Vaksin

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL