GridHEALTH.id - Seorang artis cantik senior yang sudah mempunyai cucu ini meninggal dunia di rumah sakit.
Kabar meninggalnya artis ini pun banyak yang tahu setelah sang artis disemayamkan.
Baca Juga: Mengungsi di Kandang Ayam, Warga Korban Gempa Majene Mulai Terkena Penyakit Kulit dan Gatal-gatal
Meninggalnya sang artis legendaris pemeran Mak Lampir ini terkonfirmasi Covid-19 dan pneumonia.
Karenanya protokol kesehatan pemakamannya ketat.
Awal sakit yang dideritanya bukan pneumonia juga Covid-19.
Menurut anak satu-satunya dari Almarhumah, Gina Sonia, sang Mama awalnya sakit fertigo dan keluhan lambung.
Baca Juga: Pemeran Mak Lampir Farida Pasha Meninggal Karena Terinfeksi Covid-19
Setelah periksa ke dokter dua kali, akhirnya sang Mama menurut Gina, harus dirawat di rumah sakit Tarakan, Jakarta Pusat.
Dalam masa perawatan itu, sebelum meninggal, Gina menyebutkan jika Farida Pasha positif Covid-19 dan mengalami early pneumonia.
Baca Juga: Masyarakat Boleh Memilih Jenis Vaksin Covid-19 Untuk Vaksinasi? Ini Keputusan Pemerintah
Tak lama, empat hari terhitung sejak masuk dirawat di rumah sakit, Rabu (13 Januari 2021), Farida Pasha meninggal dunia pada Sabtu (16 Januari 2021).
Meninggalnya Farida Pasha baru banyak diketahui publik setelah sang cucu, Ify Alyssa mengunggah berita kematian neneknya, di akun sosial medianya.
Baca Juga: Seks Oral Dapat Menularkan Virus Corona, Begini Baiknya Menurut Ahli
Mengenai penyebab kematian Farida Pasha, banyak publik yang penasaran, apa itu pneumonia, apakah sama dengan Covid-19, atau ini dampaknya dari Covid-19?
Asal tahu saja, wabah virus corona di Wuhan, China, pada 2019, virus tersebut dideteksi setelah banyak kasus pneumonia.
Untuk diketahui, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Telly Kamelia, ada perbedaan antara pneumonia biasa dengan peradangan paru-paru karena Covid-19.
Baca Juga: ASI Keluar saat Hamil, Normalkah atau Bisa Jadi Tanda Masalah Kehamilan?
“Tidak semua pneumonia adalah Covid-19. Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Sedangkan pneumonia pada Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2,” kata Dr Telly Kamelia, SpPD KP, FINASIM, FCCP, FACP, seperti dikutip dari laman fk.ui.ac.id (17 November 2020).
Dalam tulisan yang berjudul 'Dosen FKUI Jelaskan Perbedaan Pneumonia Biasa dengan Covid-19', Telly juga menyampaikan, diagnosis cepat dan tepat membedakan pneumonia umum dengan Covid-19 secara cepat, akan membuat keputusan penanganan peradangan paru-paru oleh tenaga medis lebih tepat dan cepat.
Prinsip pengobatan pneumonia adalah berdasarkan penyebab.
Pneumonia karena Covid-19 diterapi dengan antivirus sebagai pengobatan kausal, ditambah pengobatan tambahan lainnya, seperti klorokuin yang mudah ditemukan di Indonesia. “Tetapi tetap yang terpenting adalah bagaimana mencegah agar tidak terkena pneumonia. Karena pada dasarnya, mencegah lebih baik dari mengobati,” kata dia.
Penting juga diketahui, menurut dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Feni Fitriani mengatakan dari sisi gejala, pneumonia Covid-19 sama seperti radang paru-paru biasa.
Adengan ada demam, infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering, pilek, sesak napas dan lesu.
Selain itu, napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.
Baca Juga: Cegah Sindrom Syok Toksik, Ini Waktu yang Ideal Mengganti Pembalut Saat Menstruasi Peradangan paru-paru Covid-19, kata dia, bisa berlangsung selama 14 hari atau kurang dari itu.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL