GridHEALTH.id - Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia rupanya memengaruhi kapasitas tempat tidur di rumah sakit dan jumlah ruang isolasi.
Dikabarkan, hampir seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia mengalami kolaps atau penuh.
Baca Juga: Tak Perlu ke Rumah Sakit, Ini 6 Cara Sembuh dari Covid-19 Hanya dengan Isolasi Mandiri di Rumah
Akibatnya, beberapa pasien Covid-19 dengan gejala ringan dimaklumi untuk menjalankan isolasi mandiri di rumah.
Kendati demikian, ada beberapa peraturan yang harus dilakukan bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar para pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk memiliki oximeter.
Juru Bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa, hal ini agar pasien dapat mengukur kadar oksigen secara mandiri.
"Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah saat (isolasi mandiri) di rumah kesehatan memburuk atau lebih baik dirawat di rumah sakit," jelas Harris dalam pengarahan PBB di Jenewa seperti dilansir Reuters, Selasa (26/1/2021).
Adapun cara kerja oximeter dengan menyinari kulit melalui ujung jari, kemudian mendeteksi warna dan pergerakan sel darah dalam tubuh.
Baca Juga: Data Pandemi Covid-19 Selama Januari 2021 di Indonesia, 5 Kali Pecahkan Rekor Sendiri
Sel darah teroksigenasi berwarna merah cerah, sel terdeoksigenasi berwarna merah tua.
Perangkat itu kemudian akan membandingkan jumlah sel darah merah terang dan sel darah merah gelap untuk menghitung saturasi oksigen ke dalam persentase.
Misalnya, pembacaan 99 persen berarti hanya satu persen sel darah di aliran darah kita yang kekurangan oksigen.
Melansir laman Mayo Clinic, pembacaan kadar oksigen normal menggunakan pulse oximeter berkisar antara 95 persen hingga 100 persen.
Baca Juga: Juga Pakai Vaksin Covid-19 Buatan China, Turki Berani Suntik Lansia
Angka kadar oksigen di bawah 90 persen dinilai terlalu rendah.
Beberapa dokter melaporkan, pasien Covid-19 masuk ke rumah sakit dengan kadar oksigen di 50 persen atau lebih rendah.
Sementara, denyut jantung istirahat normal berkisar antara 60 hingga 100 BPM.
Pada umumnya, lebih rendah denyut jantung berarti lebih baik, karena denyut jantung rendah biasanya merupakan indikasi sistem kardiovaskular yang kuat.
Itulah cara membaca oximeter. (*)
#hadapicorona