GridHEALTH.id – Saat semua orang sedang tertuju dan berharap vaksin Covid-19 bisa segera lolos uji klinis fase tiga.
Lalu segera didistribusikan ke semua orang di dunia. Tiba-tiba saja ada berita kontroversial mengenai vaksin Covid-19.
Bagaimana tidak, menurut salah satu tokoh agama di negara tersebut, vaksin Covid-19 bisa sebabkan seseorang mengalami penyimpangan orientasi seksual.
Baca Juga: Tiru Cara Iran Obati Pasien Covid-19, Indonesia Siapkan Terapi Plasma Darah
Dia mengatakan, pria yang mendapatkan vaksin Covid-19 bisa menjadi gay alias homo.
Informasi yang banyak dishare di media sosial ini tentu langsung menarik perhatian banyak orang.
Apalagi yang menulis dan mempublishnya adalah seorang tokoh agam tekemuka di negara tersebut.
Untuk diketahui, melansir Tribunnews.com (9 Februari 2021), tokoh agama tersebut adalah Ayatollah Abbas Tabrizian.
Dirinya seorang pemuka agama dari Kota Qom, Iran.
Ayatollah Abbas Tabrizian menulis klaimnya di akun Telegram.
"Jangan mendekati orang-orang yang telah disuntik vaksin COVID."
"Mereka telah menjadi homoseksual," tulis Tabrizian.
Tokoh Iran ini memiliki sedikitnya 210.000 pengikut di platform media sosial tersebut, lapor Jerusalem Post.
Tabrizian digambarkan sebagai Bapak Pengobatan oleh para pengikutnya.
Tahun lalu dia viral karena membakar buku Harrison’s Manual of Medicine.
Baca Juga: Minum Metanol Untuk Cegah Virus Corona, 300 Warga Meninggal dan 1000 Lebih Dalam Kondisi Kritis
Buku itu merupakan rujukan terpercaya terkait medis.
Lebih lanjut Tabrizian menyatakan bahwa pengobatan yang ada dalam buku itu tidak relevan.
Sementara itu, tokoh oposisi Iran, Sheina Vojoudi, menyebut isu hoax tersebut sengaja disebarkan untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan vaksin Covid-19 kepada rakyatnya.
"Sebenarnya, tujuannya (Tabrizian) menyebarkan omong kosong adalah mencoba menakut-nakuti orang untuk divaksinasi sementara pemimpin rezim dan pejabat lainnya mendapat Pfizer dan mereka tidak memberikannya kepada masyarakat dengan alasan tidak percaya dengan Barat," kata Sheina Vojoudi.
Baca Juga: Fatality Rate Indonesia Kasus Corona Disorot , Lampaui Italia dan Iran
Dilansir Arab News, tokoh agama itu merupakan sosok yang dikenal kerap mengkritisi cara pengobatan Barat.
Dia mengatakan kepada pengikutnya agar tidak mendekati orang yang telah disuntik vaksin Covid-19.
Lantaran menurutnya, satu suntikan vaksin dapat menyebabkan seseorang berubah menjadi gay.
Mengenai kebijakan pengobatan di negara Iran, melansir satuharapan.com (29 April 2020), pengobatan di Iran tergantung dari fatwa atau perkataan para Imam Syiah di negara tersebut.
Baca Juga: 4 Cara Praktis dan Efektif Mencegah Ruam Popok Pada Bayi Baru Lahir
Seperti kita tahu, Iran adalah negara Syiah. Islam dan Syiah jelas jauh bebeda, dan Syiah bukan Islam.
Para Imam syiah pun menentang pengobatan modern, seperti halnya yang dilakukan Ayatollah Abbas Tabrizian, yang mengatakan vaksin Covid-19 bisa membuat pria menjadi homoseksual.
Karena itu pula, sekarang Iran merupakan hotspot virus corona di Timur Tengah, karena memiliki angka kasus yang tinggi yakni hampir 1,5 juta.
Menurut Worldometers pada Selasa (9 Februari 2021), Iran mencatat 58.536 kematian dan 1.260.045 total pasien sembuh.
Baca Juga: WHO Gagal Identifikasi Sumber Pandemi, Virus Corona Kemungkinan Besar Berasal dari Kelelawar
Negara ini ada di posisi ke-16 kasus Covid-19 terbanyak di dunia, setelah Afrika Selatan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL