Find Us On Social Media :

Jalaludin Rahmat Meninggal Karena Covid-19 Komorbid Diabetes, Apa Itu?

Cendekiawan muslim sekaligus pakar ilmu komunikasi Jalaluddin Rakhmat.

GridHEALTH.id - Cendekiawan muslim sekaligus pakar ilmu komunikasi Jalaluddin Rakhmat dikabarkan meninggal dunia karena virus corona (Covid-19).

Jalal diketahui mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Santosa, Bandung, Senin (15/2/2021) kemarin pukul 15.45 WIB.

Menurut rekan satu partainya, Hendrawan Supratikno, mengatakan bahwa Jalal meninggal dunia karena memiliki penyakit penyerta lainnya.

Baca Juga: Tokoh Komunikasi Sosiologi Jalaludin Rakhmat Wafat Karena Covid-19, Menyusul Istrinya Empat Hari Sebelumnya Dengan Sebab yang Sama

"Komorbid [ada penyakit penyerta]," kata Hendrawan dikutip dari CNNIndonesia.com, (15/2/2021).

Berdasarkan informasi yang dihimpun GridHEALTH.id, almarhum Jalal dan keluarganya sudah 10 hari dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19.

Kondisinya Jalal semakin parah karena memiliki komorbid diabetes.

Bahkan ia juga dikabarkan sempat mengalami sesak napas.

Melihat kondisinya itu, diketahui orang dengan komorbid diabetes menjadi kelompok paling berisiko saat terinfeksi Covid-19.

Sebab, infeksi virus pada penyandang diabetes, dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak bukti yang memperlihatkan bahwa Covid-19 dan diabetes juga memiliki hubungan patologis dua arah.

Sejumlah dokter mengatakan, kasus infeksi virus corona dapat sebabkan diabetes.

Artinya, pasien positif Covid-19 dapat mengembangkan diabetes tipe-1 atau tipe-2, meski mereka tak memiliki faktor risiko pada umumnya seperti kelebihan berat badan.

Baca Juga: Penasaran dengan Tumbuh Kembang Janin? Begini Cara Membaca Hasil USG Kehamilan yang Benar

Melansir Fortune, para dokter menduga, virus corona dapat memengaruhi pankreas penghasil insulin yang bertugas mengatur kadar gula darah.

Sebuah tim dokter yang dipimpin oleh Francesco Rubino dari King's College London mencoba mengungkapkan hubungan antara diabetes dan Covid-19.

Pada Agustus lalu, Rubino dan sejumlah ahli lainnya menguraikan pengamatan awal mereka dalam jurnal NEJM. Mereka menggambarkan Covid-19 dan diabetes sebagai hubungan dua arah.

Diabetes dapat meningkatkan risiko komplikasi Covid-19. Tapi, di sisi lain, Covid-19 juga dapat meningkatkan risiko diabetes.

Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, 8 Jenis Kanker Ini Rupanya Sering Menyerang Anak-Anak

"Di satu sisi, diabetes dikaitkan dengan peningkatan risiko Covid-19 yang parah. Di sisi lain, beberapa jenis diabetes atau komplikasi metabolik seperti ketoasidosis dan hiperosmolaritas yang membutuhkan dosis insulin tinggi juga ditemukan pada pasien Covid-19," tulis para peneliti.

Pengamatan terakhir tentang ketoasidosis diabetik sangat lah penting.

Peradangan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini dinilai dapat memperburuk kemungkinan seseorang mengalami ketoasidosis.

Ketoasidosis sendiri merupakan salah satu bentuk komplikasi diabetes, di mana tubuh memproduksi kadar asam darah berlebih yang disebut keton.

Baca Juga: Mutasi Virus Covid-19 Telah Ditemukan di Pulau Jawa, Menristek Mengakuinya

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala kelelahan, nyeri otot, rasa haus yang ekstrem, sering buang air kecil, kesulitan bernapas, mual, dan kebingungan. Orang dengan kondisi ketoasidosis umumnya memerlukan penanganan darurat.

Para peneliti menduga, kemampuan virus corona mengikat enzim menjadi penyebabnya, salah satunya angiotensin converting enzyme 2 (ACE2).

ACE2 sendiri ditemukan di banyak organ tubuh, khususnya paru-paru. Namun, enzim ini juga disebut ditemukan di organ lain seperti pankreas yang berperan penting dalam kasus diabetes. (*)

Baca Juga: Tolak Vaksinasi Covid-19 Bisa Kena Denda hingga Berhenti Diberi Bansos, WHO: Kami Tak Pernah Mewajibkan

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL