GridHEALTH.id - Asal usul virus corona (Covid-19) masih masih menjadi misteri sampai saat ini.
Terlebih hasil investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China belum juga memastikan dari mana Covid-19 itu berasal.
Mereka juga membantah bahwa virus corona berasal dari kebocoran yang terjadi di laboratorium virologi Wuhan.
Sementara itu, rupanya masih banyak yang meyakini bahwa Covid-19 merupakan virus buatan.
Salah satunya adalah Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair), Profesor Chaerul Anwar Nidom.
Menurutnya Covid-19 itu tidak alami dan kemungkinan sudah didesain sedemikian rupa sebelumnya.
Dilansir dari detikcom, , Rabu (10/2/2021), Anwar menjelaskan bahwa jika Covid-19 muncul secara alamiah maka akan mudah untuk diketahui asal-usulnya.
Sebaliknya pandemi yang terjadi saat ini justru sangat sulit untuk ditelusuri.
Baca Juga: WHO Tidak Berhasil Temukan Asal Usul Virus Corona. Prof Nidom; Jika Ini Alami Mudah Dideteksi
"Kalau alam kan sebenarnya bisa dideteksi kan. Tapi yang tidak bisa dideteksi bagaimana ada orang jahat di sebuah laboratorium untuk kepentingan-kepentingan dan disebarkan. Nah, itu kan by design namanya. Jadi virus itu didesain," terang Anwar.
"Dan itu ada ilmunya, kemampuan itu ada bahwa virus itu bisa dibuat itu bisa," tambahnya.
Sementara itu, diketahui Tim WHO baru saja mengumumkan hasil penyelidikan asal-usul virus corona di China beberapa waktu lalu.
Dikutip dari GridHEALTH.id hasil laporan menyebutkan bahwa klaim virus Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di provinsi Wuhan adalah tidak benar.
Lebih lanjut tim WHO yakin bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari kelelawar yang menular ke manusia melalui mamalia lain.
Baca Juga: Memiliki Penyakit Bawaan, Saat Muncul Gejala Infeksi Covid-19 Ashanty Menangis Sambil Memandang Arsy
Salah satu Ahli WHO yang ikut penyelidikan, Peter Ben Embarek mengatakan, mengidentifikasi jalur hewan masih dalam proses.
Itu "kemungkinan besar" berasal dari spesies perantara, katanya.
Temuan ini tentunya mendukung posisi China bahwa tidak ada bukti "wabah besar di Wuhan" sebelum Desember 2019 ketika kasus resmi pertama dicatat.(*)
Baca Juga: Covid-19 Bikin Warga Miskin di Indonesia Bertambah Jadi 27,55 Juta Orang, Paling Banyak di Perkotaan
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL