GridHEALTH.id - Seluruh negara di dunia belum usai keluardari pandemi Covid-19.
Kini kabarnya, dari data worldmeters.info (16/2/2021), kasus virus corona (Covid-19) sudah sampai 109.728.045 kasus. Kematian 2.420.351 kasus.
Baca Juga: Harus Isolasi Mandiri 20 Hari, Narji Jujur Lakukan Hal ini Agar Cepat Sembuh Dari Covid-19
Disaat semua mata dan perhatian tertuju pada virus corona penyebab Covid-19, tetiba saja muncul epidemi baru daru virus lama.
Virus lama ini diketahui ilmuan dan tenaga kesehatan lebih ganas dan mematikan dari Covid-19.
Bagaimana tidak, korban yang terinfeksi bisa mengalami dehidrasi berat dan cepat.
Juga, virus ini bisa membuat korbannya mengalami gagal organ, hingga kemudian meninggal dunia.
Tenaga medis kembali menjadi manusia paling rentan terinfeksi virus lama yang kini menjadi epidemi baru di negara Guinea.
Sebab penularan virus ini melalui cairan tubuh, tidak kecuali darah dan tinja alias feses.
Baca Juga: Jerawat Saat Menstruasi Sering Terjadi, Begini Cara Mengatasinya
Upacara pemakanan yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh penderita ebola tanpa protokol kesehatan juga bisa menjadi medium penularan penyakit.
Setiap orang yang darahnya mengandung virus ebola dapat menularkan penyakit ini.
Ibu hamil yang mengidap ebola akut dan sudah sembuh pun kemungkinan masih bisa menularkan virus ebola ke bayinya lewat ASI atau proses persalinan.
Untuk itu, perempuan yang sewaktu hamil mengidap ebola perlu dites ebola, sebelum bisa menyusui bayinya.
Baca Juga: BPOM Kembali Terbitkan Izin Edar 13 Juta Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac
Gejala seseorang terpapar ebola akan muncul 2 hingga 21 hari setelah infeksi dan biasanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan, kelemahan, sakit perut, atau kurang nafsu makan.
Mengutip express.co.uk (16 Februari 2021), yang dilansir dari Intisari-online.id (17 Februari 2021), epidemi Ebola telah dideklarasikan di Guinea hampir lima tahun setelah penyakit tersebut menyebabkan malapetaka bagi negara itu dan lainnya di Afrika Barat yang menewaskan ribuan orang.
Epidemi terakhir yang terjadi antara 2013-2016 menewaskan 11.323 orang terutama di Guinea dan tetangganya Sierre Leone dan Liberia.
Empat orang saat ini dalam isolasi karena negara tersebut menerima bantuan dari pemerintah dan LSM di seluruh dunia.
Sakoba Keita, kepala Badan Kesehatan Guinea, mengkonfirmasi adanya Ebola dalam tujuh kasus, tetapi khawatir mungkin ada lebih banyak lagi.
Diyakini asal mula wabah ini dapat dilacak ke pemakaman setelah peserta melaporkan gejala Ebola.
Belum dapat dipastikan bagaimana penyakit itu menyebar di pemakaman, tetapi mayat dapat bertindak sebagai vektor penyakit.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Makan yang Secara Mengejutkan Bisa Meningkatkan Gula Darah
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan badan kesehatan PBB telah diberitahu tentang dua kasus yang dicurigai sebagai penyakit mematikan di Guinea.
WHO sekarang mendukung Guinea dalam pengujian.
Dr Yuma Taido dari IFRC Epidemics and Pandemics Preparedness mengatakan: “Tim tanggap darurat bersiap untuk pergi ke episentrum wabah mulai hari ini."
“Dan banyak mitra, mitra pemerintah, dan LSM, sesuai profil dan kekhususannya memberikan dukungan kepada Menteri Kesehatan."
“Ini termasuk WHO, IFRC, MSF, ALMIA, CDC, dan USAID.”
Diyakini penyakit ini memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada Covid-19, dengan banyak yang meninggal karena gagal organ atau dehidrasi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Ebola memiliki tingkat kematian 50 persen.
Untuk diketahui, sama seperti Covid-19, ebola adalah penyakit zoonosis yang ditransmisikan dari satwa liar.
Para ilmuwan percaya bahwa inang dari virus ebola adalah kelelawar dari famili Pteropodidae, jenis kelelawar pemakan buah.
Selain kelelawar, beberapa satwa liar yang menjadi inang ebola adalah landak, simpanse, gorila, monyet, dan antelop.
Mayoritas penduduk Afrika terinfeksi ebola karena kontak langsung dengan hewan yang ditemukan sakit atau mati di hutan setempat.
Baca Juga: Awas Sistem Imun Melemah, Ini 5 Efek Buruk Jika Tidak Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur
Virus ebola kemudian menyebar antar-manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi.
Tak hanya kontak langsung, tetapi juga melalui benda mati yang terpapar cairan tubuh orang yang terinfeksi.(*)
Baca Juga: Rebutan Vaksin Covid-19 dengan 215 Negara, Menkes Budi: 'Kita Beruntung Bisa Cepat Vaksinasi'
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL