Melalui akun Twitter-nya, Zubairi mempertanyakan klaim Vaksin Nusantara yang konon bisa memberikan antibodi seumur hidup dalam sekali suntik.
"Vaksin Nusantara diklaim menciptakan antibodi seumur hidup. Mana buktinya?"
"Data uji klinis fase duanya saja belum ada, apalagi fase tiga. Jadi, jika mau bicara klaim, tentu harus dengan data. Harus dengan evidence based medicine. Jangan membuat publik bingung," ujar Zubairi.
Baca Juga: Ada 1.060 Turis Asing Positif Covid-19 dan Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Penjelasan Pemerintah
Ketua Satgas IDI tersebut juga meminta agar proses uji klinis yang dijalani Terawan harus transparan.
"Bahkan para ahli dunia pun belum bisa menjawab apakah vaksin Moderna atau Sinovac atau Pfizer antibodinya tahan berapa lama."
"Tidak ada itu klaim yang mereka sampaikan bahwa antibodi dari vaksin-vaksin tersebut bisa bertahan enam bulan, satu tahun, apalagi seumur hidup."
"Sekali lagi, saya mendukung upaya eradikasi, seperti vaksin. Tapi perlihatkan kepada publik datanya. Biar tak gaduh," tukas Zubairi. (*)
#hadapicorona