GridHEALTH.id - Model majalah dewasa yang kerap tampil terbuka, juga seorang DJ meninggal dunia.
Mantan model dan DJ yang sudah hijrah dua bulan lalu ini, sebelum meninggal dikabarkan mengalami sesak napas.
Namun dipastikan menurut keterangan, almarhumah Rhere Valentina bukan meninggal dunia karena Covid-19, walau gejalanya seperti infeksi Covid-19.
Ika Maulani manajer Rhere Valentina mengatakan hal itu.
Rhere yang juga berprofesi sebagai DJ disebut meninggal dunia semalam, satu hari lalu akibat gangguan pernafasan.
Sebelum meninggal dunia Rhere sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Cikini, Jakarta Pusat.
Ika berujar bahwa Rhere Valentina dimakamkan Minggu (28/2).
"Saya dikasih tahu tadi malam sama kakaknya ada berita duka dari Rhere. Rhere ngeluh sesak pernapasan. Bukan Covid, memang sesak," kata Ika dilansir dari insertlive.com (28 Februari 2021).
"Tadi saya ke RSCM cuma hanya ada keluarga inti doang. Saya datang itu sudah langsung mau dimakamin. Sudah disalatin, sudah dimandiin," lanjut Ika.
Ika mengaku tak pernah mendengar Rhere mengeluhkan tentang penyakit.
"Nggak tahu dia sakit, nggak pernah ngeluh. Dia nggak ngomong dia sakit. Komunikasi terakhir tanggal 5 Februari bercanda nanya apa kabar. Nanyain Valentine di mana," kata Ika.
Rhere Valentina sendiri menjelang akhir hayatnya sudah memutuskan mengenakan hijab, tepatnya sejak November 2020.
Pada akun Instagram-nya, tak ditemukan lagi foto-foto dirinya dengan pakaian terbuka.
Baca Juga: Sering Jadi Masalah Pasien Covid-19, Ini 6 Cara Ampuh Meningkatkan Kadar Oksigen Dalam Darah
Apalagi saat dirinya menjadi model majalah dewasa.
Unggahan terakhirnya sebelum meninggal adalah potret dirinya berbalut hijab serta tulisan kaligrafi.
Untuk sesak napas yang dialami Rhere Valentina memang seperti gejala Covid-19.
Ketahuilah, menurut Ketua Tim Penanganan Covid-19 Kota Bekasi dr. Anthoni Tulak, seorang Dokter spesialis paru yang juga berdinas di RSUD Chasbullah Abdulmadjid, yang sudah menangani sekitar 2.000 pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di wilayah setempat mengatakan, secara umum, gejala Covid-19 yang pernah dia tangani berkaitan dengan gejala respiratorik atau keadaan turunnya pH darah yang disebabkan proses abnormal pada paru.
Baca Juga: Seorang Wartawan Matanya Bengkak Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Risiko Medis atau Kelalaian Medis?
Adapun hasil penelitian tim dokter dan ahli epidemiologi dari Universitas Jenewa (UNIGE), Rumah Sakit Universitas Jenewa (HUG), dan Direktorat Kesehatan Umum wilayah Jenewa.
Universitas Jenewa melaporkan lewat pernyataan tertulis, sejak kemunculannya pada awal 2020, Covid-19 tidak dapat diprediksi, mengingat variasi dan durasi gejalanya.
Hasil penelitian itu, setelah 6 minggu terpapar Covid-19, pasien Covid-19 yang diteliti masih mengalami gejala sebagai berikut:
1. Kelelahan: 14 persen
2. Kehilangan rasa atau bau: 12 persen
Baca Juga: Ragam Vaksin Mulai Bermunculan, Persaingan Penyuntikan Mandiri Dimulai
3. Sesak napas: 9 persen
4. Batuk terus-menerus: 6 persen
5. Sakit kepala: 3 persen.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL