Find Us On Social Media :

Dulu Terkenal Karena Aktinya juga Paras Menawan dan Kemolekan Tubuhnya, Di Usia ke 45 Idap Penyakit Rheumatoid Arthritis

Dulu cantik dan memiliki body goals aduhai, kini mengalami radang sendi.

Memang faktanya, melansir Arthritis Foundation dalam artikel ilmuah dengan judul 'How Fat Affects Rheumatoid Arthritis', disebutkan sekitar dua pertiga orang dengan RA kelebihan berat badan atau obesitas - proporsi yang sama seperti pada populasi umum.

Namun bisa seorang penderita RA bertubuh gemuk, itu justru bisa menimbulkan masalah ekstra.

Kenapa? Karena lemak di tubuh tidak hanya memakan tempat.

Lemak tubuh adalah organ aktif yang melepaskan hormon yang disebut adipokin ke dalam tubuh.

Hal itu mempengaruhi metabolisme glukosa dalam sistem kekebalan.

Jadi jika penderita RA jaringan lemak tubuyhnya berlebih, bisa melepaskan sitokin tingkat tinggi - protein yang dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Baca Juga: Catat, 3 Kesalahan Pakai Disinfektan Ini Justru Buat Virus Corona Jadi Kebal

Ini adalah protein yang sama yang diproduksi oleh jaringan sendi di RA.

Sehingga selain menyebabkan masalah kesehatan lainnya, sitokin memperburuk peradangan sendi yang ada.

Peneliti di University of Pennsylvania menganalisis data dari lebih dari 23.000 pasien RA.

Mereka yang mengalami obesitas (didefinisikan memiliki indeks massa tubuh 30) menjadi cacat lebih cepat dibandingkan pasien lain - bahkan mereka yang dianggap kelebihan berat badan (BMI 25-29).

Nah, dari sini kita bisa tahu bahwasannya obesitas tidak hanya memperburuk artritis; itu juga menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Sitokin terkait lemak yang menyerang sendi secara signifikan meningkatkan kemungkinan membuat penderita RA terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, juga stroke.

Baca Juga: Beberapa Jam Setelah Divaksin Covid-19 Lansia Jatuh Terduduk di Lantai, Wafat di Rumah Sakit

Asal tahu saja, orang dengan RA sudah memiliki risiko kematian kardiovaskular 50 persen lebih tinggi daripada populasi umum, kata Jon Giles, MD, seorang rheumatologist dan peneliti di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York City.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL