Find Us On Social Media :

Jangan Mudik Jika Belum Divaksin Covid-19, Ini Peringatan Epidemiolog Jelang Ramadan 2021

Belum divaksin Covid-19 dilarang mudik.

GridHEALTH.id - Menjelang Ramadan 2021, pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mudik.

Kebijakan ini pun disambut baik oleh Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman.

Menurutnya di Ramadan kali ini masyarakat lebih baik untuk menunda mudik sampai situasi pandemi mulai membaik.

Kalau  pun memang terpaksa harus mudik disarankan yang bepergian adalah orang yang sudah divaksin.

Baca Juga: Nekat Mudik Lebaran ke Jawa Tengah Saat Lebaran, Ganjar Pranowo Bakal Isolasi Warganya

"Kalau bisa yang bepergian itu sudah divaksin. Kalau belum divaksin, lebih baik jangan bepergian," ujar Dicky dilansir dari Tribunnews.com (5.4/2021).

Saat tiba kampung halaman, mereka yang mudik wajib disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M.

"Setelah pulang ke tempat tinggal, 3-5 hari setelahnya kembali rapid test antigen," jelasnya.

Selain itu, ika di kampung ada orang yang positif Covid-19, Dicky mengimbau masyarakat tidak memaksakan diri untuk mudik.

Masyarakat yang dalam upaya pelacakan kasus kontak Covid-19 juga sebaiknya tidak mudik.

Saat perjalanan dengan kendaraan pribadi, Dicky menyarankan jangan ada ibu hamil, anak-anak atau orang lanjut usia.

Jika harus berhenti di rest area, jangan terlalu lama. Misal, di toilet, masjid, atau toko, jangan lebih dari 15 menit.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi Tak Habis Pikir dengan Kebijakan Baru Pemerintah Ini, 'Aneh' dan Mendorong Penularan Covid-19

Dicky juga menilai keputusan pemerintah melarang mudik ramadan 2021 sudah tepat karena penyebaran Covid-19 hingga saat ini belum terkendali.

"Membutuhkan peran aktif semua orang. Artinya membatasi diri tidak bepergian, kemudian juga membatasi mobilitas interaksi," kata Dicky.

Diketahui mudik memang berisiko memicu terjadinya penularan virus corona.

Apalagi jika mereka yang mudik berasal dari tempat yang memiliki risiko tinggi Covid-19 atau zona merah.

Menurut artikel berjudul "Travel During COVID-19" yang dilansir dari situs cdc.gov, disebutkan bahwa perjalanan jauh seperti mudik berpotensi tertular dan menularkan Covid-19.

Sebab bisa saja selama dalam perjalanan sengaja atau tidak kita melakukan kontak atau terpapar dengan orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Ternyata Larangan Mudik Lebaran 2021 Oleh Pemerintah Dilatarbelakangi 2 Hal ini

Dicky menegaskan anjuran pemerintah agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas, penting untuk mencegah penularan virus.

"Karena kita berperan dalam mengendalikan pandemi ini," katanya.

Dicky mengatakan, masyarakat bisa memberikan pemahaman kepada orang terdekat dan keluarga di kampung tentang mengapa tidak mudik.

Baca Juga: Tak Ada Larangan Mudik Lebaran Idul Adha, Pemerintah Diminta Waspada Lonjakan Kasus Covid-19

Jika harus bepergian, masyarakat harus memilih beraktivitas di tempat yang relatif aman dari penularan virus, seperti ruang terbuka.

Dia juga mengatakan, masyarakat sebaiknya tidak mengunjungi lansia yang belum divaksin, meski ada di satu kota yang sama.

Jika harus mudik dengan beberapa alasan mendesak, Dicky menyarankan dengan rangkaian persiapan.

"Dari mulai kita tidak ada gejala, kondisi sehat, tidak ada kontak dengan orang terduga, melakukan pemeriksaan rapid test antigen setidaknya minimal sebelum 1-3 hari sebelum bepergian. Gunakan kendaraan pribadi, itu lebih diutamakan," ujarnya.(*)

Baca Juga: Satu Kampung Harus Dikarantina Usai Pemudik Dari Jakarta Positif Covid-19

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL