GridHEALTH.id - Mungkin sampai saat ini kehamilan kembar siang masih terbilang jarang. Kembar siam sendiri merupakan dua bayi yang lahir terhubung secara fisik satu sama lain.
Kembar siam berkembang ketika embrio awal hanya terpisah sebagian untuk membentuk dua individu.
Melansir dari mayoclinic.org dalam artikel 'Conjoined twins', meskipun dua janin akan berkembang dari embrio ini, mereka akan tetap terhubung secara fisik (paling sering di dada, perut, atau panggul).
Baca Juga: Pemprov Kepri Tanggung Biaya Operasi Bayi Kembar Siam di Batam hingga Libatkan 30 Tenaga Medis
Kembar siam juga dapat berbagi satu atau lebih organ dalam. Meskipun banyak kembar siam tidak hidup saat lahir (lahir mati) atau meninggal tak lama setelah lahir, kemajuan dalam pembedahan dan teknologi telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Beberapa kembar siam yang masih hidup dapat dipisahkan dengan operasi.
Keberhasilan pembedahan bergantung pada di mana si kembar bergabung dan berapa banyak dan organ mana yang dibagi, serta pengalaman dan keterampilan tim bedah.
Salah satu kasus kembar siam yang berhasil dipisahkan terjadi pada bayi kembar siam Naifa dan Nayyara.
Tim Dokter Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta dikabarkan berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam.
Naifa dan Nayyara diketahui merupakan bayi kembar siam dengan jenis conjoined twin pygopagus.
Secara fisik, keduanya bersatu di dasar tulang belakang pada area sacro coccygeal dan wajahnya tidak berhadapan satu sama lain.
Direktur Utama RSAB Harapan Kita, dr Didi Danukusumo mengatakan, operasi pemisahan ini merupakan yang tersulit sepanjang kasus kembar siam yang pernah ditangani oleh RSAB Harapan Kita.
Tim dokter membutuhkan waktu total 25 jam untuk melakukan operasi tersebut. Proses operasi dimulai pada Sabtu (10/4/2021) pagi.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, kasus kembar dempet tulang ekor merupakan yang pertama di Indonesia.
"Tentunya pekerjaan ini bukan yang sederhana, jadi kami mulai itu Sabtu pagi dan baru selesai pada Minggu pagi. Total waktu yang diperlukan adalah 25 jam," ungkap Didi dalam keterangan pers secara virtual yang dikutip dari Tribunnews.com, Senin (12/4/2021).
Walaupun sudah melakukan lima operasi sebelumnya, Didi menyebutkan ini merupakan operasi kembar siam tersulit yang pernah ia jalani.
"Kami sudah melakukan lima operasi pemisahan kembar siam, tapi operasi ini merupakan yang tersulit,” ungkapnya.
Sementara itu Dokter Penanggung Jawab Pasien, dr Alexandra mengungkapkan, proses operasi pemisahan berlangsung dengan lancar.
Hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari seluruh pihak, yang telah terlibat sejak persiapan hingga proses operasi selesai.
"Kelainan yang dialami oleh Naifa dan Narraya ini, dempet di daerah tulang ekornya dan ini bukan sesuatu yang mudah dan kasus ini merupakan yang pertama kali bagi kami.
Baca Juga: Satu Tubuh Dua Jiwa, Gadis Kembar Ini Harus Rela Berbagi Satu Sama Lain
Karena kasus yang sebelumnya, berbeda dengan ini. Sehingga, ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami," kata Alexandra.
Sebelumnya, diketahui Naifa dan Nayyara lahir secara sesar pada 17 November 2019 di RSIA Assalam Cibinong.
Dengan kondisi mereka yang kembar dempet bagian tulang belakang, selanjutnya dirujuk ke RSAB Harapan Kita untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Sejak awal, mereka telah dipantau mulai dari pertumbuhan, perkembangan, dan berbagai pemeriksaan serta persiapan untuk operasi pemisahan," kata Ketua Tim Kembar Siam, dr Johannes Edy Siswanto.
Sebelumnya, tim telah melakukan pertemuan dan pembahasan kasus secara berkala serta pertemuan koordinasi teknis pelaksanaan operasi yang melibatkan seluruh tim baik tim medis dan non-medis.
Pihak keluarga juga telah diberikan edukasi serta Informed Consent pada Kamis, 31 Maret 2021 di Ruang Sidang RSAB Harapan Kita. Pihak keluarga telah menyetujui serta memahami hal-hal yang akan dihadapi setelah dilakukan operasi pemisahan.
Pada pelaksanaanya, RSAB Harapan Kita turut membantu pelaksanaan operasi berjumlah 131 tim medis yang terdiri dari 39 dokter spesialis dan 24 orang tim perawat bedah dan anestesi, serta tim non medis sejumlah 68 orang.
Beberapa tenaga medis spesialis, turut melibatkan dari rumah sakit luar. Di antaranya Rumah Sakit Kanker Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Carolus, Rumah Sakit Adhyaksa, dan Pusat Kesehatan Angkatan Darat.
Setelah menjalani operasi selama 25 jam, saat ini mereka dirawat di Ruangan PICU. Keduanya terus dipantau secara ketat dibawah pengawasan dokter.
Hingga Senin pagi (12/4), kondisi Naifa cenderung lebih stabil dibandingkan Nayara. Dan tentunya, diharapkan terus membaik.
"Setelah keadaan kondisi kesehatannya stabil maka keduanya akan dipindahkan ke Ruang Rawat Bedah Anak," tutur Alexandra.
Untuk menghindari dan meminimalisir timbulnya penyakit bawaan pasca operasi, ke depannya tim media akan terus memantau perkembangan Naifa dan Nayyara baik dari segi tumbuh kembang, nutrisi dan fisioterapinya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL