Find Us On Social Media :

Baru Terungkap, Kurang dari 2 Persen Populasi di India Telah Divaksinasi Penuh, Tsunami Covid-19 Meluluh Lantakan Negara Tersebut

Ritual mandi di Sungai Gangga oleh jutaan umat Hindu di India, disinyalir salah satu penyebab tsunami Covid-19.

GridHEALTH.id - Lonjakan virus corona yang melanda India lebih dari sekadar bencana kemanusiaan.

Para ahli mengatakan wabah yang tidak terkendali seperti di India juga mengancam untuk memperpanjang pandemi dengan membiarkan varian virus yang lebih berbahaya bermutasi, menyebar, dan mungkin dapat menghindari vaksin.

Apa variannya dan mengapa kita harus waspadai?

Ketika virus corona menyebar di antara inang manusia, virus itu selalu bermutasi, menciptakan peluang untuk varian baru yang dapat lebih menular atau bahkan mematikan.

Baca Juga: Pencuri Kembalikan Tas yang Diambilnya Setelah Tahu Isinya Vaksin Covid-19, Dirinya pun Meminta Maaf

Satu varian yang sangat menular, yang dikenal sebagai B.1.1.7, menghancurkan Inggris awal 2021 menunjukkan bahwa B.1.1.7 sekitar 60 persennya lebih menular dan 67 persennya lagi lebih mematikan daripada bentuk asli virus.

Varian mengkhawatirkan lainnya, P.1.

Kini India mencatat 401.993 kasus baru karena Covid-19 dalam satu hari. Ini sebuah rekor dunia, meskipun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan. 

Baca Juga: Ibu Kandung dan Ayah Tiri Siksa Bocah 2 Tahun Hingga Tewas Dalam Ritual Klenik Pengusiran Roh Jahat

Ahli virologi tidak yakin apa yang mendorong gelombang kedua pandemi Covid-19 India ini.

Beberapa orang menunjuk pada varian yang tumbuh di India yang disebut B.1.617, tetapi peneliti di luar India mengatakan bahwa B.1.1.7 mungkin penyebabnya.

Saya sudah divaksinasi. Haruskah saya khawatir?

Dengan 20 Juta orang telah menerima setidaknya satu dosis, Indonesia telah membuat langkah besar dalam memvaksinasi warganya.

Meskipun para ahli mengatakan negara tersebut masih jauh dari apa yang disebut kekebalan wilayah, yaitu ketika virus tidak dapat menyebar dengan mudah karena dapat menemukan cukup inang.

Baca Juga: Mengenal Reinfeksi Covid-19 yang Sempat Dialami Atta Halilintar dan Maia Estianty

Baca Juga: Ibu Kandung dan Ayah Tiri Siksa Bocah 2 Tahun Hingga Tewas Dalam Ritual Klenik Pengusiran Roh Jahat

Di India, kurang dari 2 persen populasi telah divaksinasi penuh. “Jika kita ingin melupakan pandemi ini, kita tidak dapat membiarkan virus menyebar liar di belahan dunia lain,” kata Dr. Jha.

Bukti awal menunjukkan bahwa vaksin efektif melawan varian, meskipun sedikit kurang efektif terhadap beberapa varian.

“Untuk saat ini vaksin tetap efektif, tetapi ada kecenderungan keefektifannya berkurang,” kata Dr. Céline Gounder, seorang dokter penyakit menular dan ahli epidemiologi di Rumah Sakit Bellevue di New York.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Bisa Terlihat dari Lidah, Seperti Ini Cirinya

Pembuat vaksin mengatakan mereka siap untuk mengembangkan suntikan penguat yang akan mengatasi varian yang sangat merepotkan, tetapi perbaikan seperti itu akan sedikit membantu negara-negara miskin yang sudah berjuang untuk mendapatkan vaksin yang ada.

Para ahli mengatakan cara terbaik untuk mencegah munculnya varian berbahaya adalah dengan menghilangkan infeksi baru, dan mengimunisasi sebagian besar umat manusia secepat mungkin.

Dr. Michael Diamond, ahli imunologi virus di Universitas Washington di St. Louis, mengatakan bahwa semakin lama virus corona bersirkulasi, semakin banyak waktu untuk bermutasi, yang pada akhirnya dapat mengancam orang yang divaksinasi; satu-satunya cara untuk memutus siklus ini adalah dengan memastikan negara-negara seperti India mendapatkan cukup vaksin.

“Untuk menghentikan pandemi ini, kita harus memvaksinasi seluruh dunia,” kata Dr. Diamond. “Akan ada gelombang baru infeksi berulang kali kecuali kita memvaksinasi dalam skala global.”(*)

Baca Juga: Hanya Begini Efek Samping Vaksin Sinopharm yang Bisa Dirasakan Tubuh, Jangan Takut!