Find Us On Social Media :

Dapatkah Orang Yang Sudah Divaksinasi Tetap Tertular dan Menularkan Virus Covid-19 ?

Program vaksinasi vaksin Covid-19 masih terus berjalan di berbagai negara.

GridHEALTH.id - Proses vaksinasi virus Covid-19 sampai saat ini masih terus bejalan di berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Sebagai negara berpenduduk besar, tentunya diperlukan waktu yang cukup panjang bagi seluruh warga Indonesia untuk mendapatkan jatah vaksin dari pemeritah di luar opsi vaksinasi mandiri.

Mungkin saja ada beberapa dari kita yang sudah menjalani proses vaksinasi hingga selesai.

Lantas muncul pertanyaan di benak kita, dapatkah orang yang sudah divaksinasi boleh beraktivitas seperti saat kondisi normal?

Apakah ada kemungkinan orang yang sudah divaksinasi masih bisa terkena infeksi virus dan menularkannya kepada orang lain?

Untuk menjawab petanyaan ini, perlu digaris-bawahi  bahwa sampai saat ini para ilmuwan masih terus mengkaji tingkat keefektifan vaksinasi dalam penularan virus Covid-19.

Memang, beberapa penelitian menunjukan bahwa vaksin membuat antibodi lebih kuat dan berpotensi mempercepat kesembuhan ketika infeksi terjadi.

Baca Juga: Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening, Proses Terakhir Radiasi Kini Tengah Dijalani Suami Tasya Kamila

Apakah vaksinasi efektif mencegah infeksi?

Dilansir dari laman Healthline, sudah ada beberapa penelitian yang difokuskan untuk melihat apakah vaksinasi dapat dengan efektif memblokir virus yang hendak masuk ke tubuh.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merilis hasil awal dari tentang efektivitas dari dua vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIAID.

Peneliti mengumpulkan usap hidung mingguan dari semua peserta untuk melihat apakah mereka memiliki materi genetik virus, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala COVID-19.

Mereka juga mengumpulkan sampel usap hidung dan air liur tambahan pada orang yang memiliki gejala.

Setelah diobservasi, vaksinasi tersebut 90% efektif dalam memblokir infeksi - bergejala dan tanpa gejala - pada orang yang mendapat dua dosis vaksin, dan 80% efektif pada orang yang mendapat satu dosis vaksin.

Dengan data itu maka kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah, belum ada satu pun vaksin yang 100% efektif mencegah infeksi.

Jadi, meskipun vaksinasi memperkecil kemungkinan penularan, orang yang sudah diberi vaksin tetap memiliki kemungkinan tertular infeksi dan berpotensi menularkan virus ke orang lain.

Baca Juga: Saran Dokter, Aturan Olahraga Aman untuk Penyandang Hipertensi

Varian jenis virus Covid-19 yang terus berkembang

Selain studi yang menunjukan bahwa vaksinasi tidak menjamin 100% dapat memblokir infeksi virus, hal lain yang perlu ditegaskan adalah varian jenis virus Covid-19 yang masih terus berkembang.

Sampai saat ini, para ilmuwan masih terus dilanda kekhawatiran bahwa varian virus corona tertentu dapat mengurangi keefektifan vaksin, yang juga dapat memengaruhi penularan setelah vaksinasi.

Termasuk di dalamnya jenis varian B.1.351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, varian P.1 pertama kali terdeteksi di Brasil, dan varian B.1.526, yang menyebar dengan cepat di New York.

Semua varian ini mengandung mutasi yang disebut E484K.

Mutasi virus ini dapat membantu virus menghindari antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh.

Karenanya mungkin mutasi virus dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif.

Baca Juga: Dokter: 'Skinny Jeans Bisa Membuat Wanita Jadi Korban Fashion'

Kesimpulan

Yang dapat disimpulkan dari ringkasan pembahasan di atas adalah, tidak ada yang bisa menjamin orang yang telah divaksinasi akan kebal dari virus Covid-19.

Untuk itu sudah menjadi kewajiban baik bagi orang yang telah diberi vaksin maupun yang belum diberi vaksin untuk tetap dengan tekun menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Covid-19.(*)