GridHEALTH.id - Komedian Sapri Pantun meninggal dunia pada Senin (10/5). Ia meninggal setelah berjuang melawan penyakit diabetes dan penyumbatan pembuluh darah.
Kabar meninggalnya Sapri disampaikan langsung oleh rekan sesama artisnya di acara Pesbukers ANTV.
Terlihat, Raffi Ahmad, Ruben Onsu, Eko Patrio, hingga Ayu Ting Ting menangisi kepergian Sapri.
Sebelumnya, Sapri baru saja menjalani operasi penyumbatan pembuluh darah untuk dua kakinya.
Setelah operasi kondisi Sapri belum sadarkan diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Berapa Gula Darah Normal Pria Dewasa? Komedian Sapri Pantun Tutup Usia Gula Darahnya 1100 mg/dL
Diabetes melitus adalah penyakit yang sangat menakutkan karena mengarah ke komplikasi penyakit berat lainnya.
Secara umum diabetes melitus terbagi menjadi dm tipe 1 dan dm tipe 2 perbedaannya, tipe 1 yang bergantung pada insulin (hormon pengatur gula darah) dimana dipengaruhi faktor keturunan dan banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.
Biasanya penderita diabetes dianjurkan untuk mengurangi bahkan tidak mengonsumsi nasi putih karena kandungan gulanya.
Berikut ini adalah cara aman makan nasi untuk penderita diabetes menurut para ahli
Cara aman konsumsi nasi putih
Nasi putih tinggi akan karbohidrat dan memiliki indeks glikemik (Glycemic Index/GI) yang tinggi.
Banyak orang meyakini bahwa pasien diabetes tidak boleh mengonsumsi nasi putih karena dianggap memiliki GI yang tinggi.
Padahal, faktanya bukan berarti pasien diabetes harus berhenti sama sekali mengonsumsi nasi putih.
Baca Juga: Diabetes Ibu dari Segala Penyakit, Ini yang Sebabkan Sapri Pantun Meninggal Dunia
Chairman Diabetes Connection Care, Eka Hospital, Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE menekankan, pentingnya mengontrol porsi nasi putih yang dikonsumsi agar tidak berlebihan.
Ini juga berlaku untuk jenis karbohidrat lain, seperti mie, roti, bihun, singkong, hingga nasi merah.
"Memang dikatakan beras merah GI-nya lebih rendah. Tapi, kalau makan nasi merah dua piring? Tetap gulanya naik," ujarnya dilansir dari Kompas (5/11/2021).
"Jadi sebetulnya prinsipnya tidak ada yang tidak boleh. Cuma, ada yang boleh banyak, ada yang boleh sedikit."
Adapun GI adalah standar pengukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula (glukosa) untuk dipakai sebagai energi.
Ukuran ini berupa skala dari 0-100. Gula pasir, misalnya, memiliki angka GI 100 yang artinya karbohidrat dari gula murni sangat cepat diubah oleh tubuh menjadi energi.
Angka GI juga memengaruhi seberapa cepat tubuh memproduksi insulin.
Semakin rendah nilai GI suatu makanan, maka akan semakin kecil pengaruhnya pada peningkatan insulin dan gula darah. Itu sebabnya kenapa orang-orang yang memiliki diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan GI rendah.
Menurut Healthline, sebuah studi di British Medical Journal menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi nasi putih dalam porsi besar memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Jika telah didiagnosis diabetes, pada umumnya aman untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah sedang.
Hanya saja, pastikan mengetahui skor GI dari nasi yang akan dimakan. Usahakan untuk mengonsumsi antara 45-60 gram karbohidrat per porsi makan.
Baca Juga: Komedian Sapri Pantun Meninggal Akibat Diabetes, Waspada, Pria Lebih Berisiko Mengalami Penyakit Ini
Sebagai gambaran, berdasarkan tabel nilai GI dari Harvard Medical School, per 150 gram nasi putih biasa memiliki GI sekitar 72.
Penderita diabetes tidak perlu berhenti sama sekali memangkas konsumsi nasi putih jika memiliki diabetes, meskipun nasi memang memiliki GI yang lumayan tinggi.
Beberapa jenis beras mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dibanding jenis beras lainnya. Sebagai alternatif yang lebih sehat dari nasi putih bisa menggunakan beras merah (nilai GI 50) atau beras Basmati (nilai GI 63).
Bubur havermut (oatmeal) juga bisa menjadi alternatif karena memiliki GI 55 sehingga termasuk rendah.
Kandungan serat oatmeal yang tinggi juga membantu memperlambat laju penyerapan karbohidrat dalam tubuh.
Hal ini tentu memberi efek yang menguntungkan dalam pengendalian kadar gula darah.