GridHEALTH.id – Demam berdarah tidak hanya dapat menyerang pada orang dewasa.
Anak bayi dan balita juga dapat terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang mengakibatkan penyakit demam berdarah bisa terjadi.
Khususnya pada iklim tropis, kembang biak nyamuk akan cenderung tinggi di musim hujan.
Maka dari itu, harus ditingkatkan ekstra kewaspadaan dalam menjaga lingkungan agar selalu bersih dari genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Selain langkah preventif, orangtua juga harus dibekali dengan pengetahuan supaya bisa mengidentifikasi gejala-gejala yang dapat muncul saat anak bayi dan balita terkena demam berdarah.
Apalagi, bayi dan balita belum bisa mengkomunikasikan keluhan yang mereka rasakan.
Maka, sudah menjadi tugas orangtua untuk sigap dalam mengamati gejala yang ada pada anak.
Menurut Dr Neha Joshi yang dilansir dari laman Sitaram Bhartia, ada beberapa gejala demam berdarah pada bayi dan balita yang bisa diamati.
Gejala umum demam berdarah pada bayi dan balita:
- Demam tinggi
- Rasa ketidaknyamanan yang luar biasa selama demam yang disebabkan oleh nyeri tulang
- Muncul bintik merah kecil-kecil
- Kehilangan nafsu makan
- Demam sulit turun meski sudah diberi penurun panas
Dr. Neha juga memberi catatan, bintik merah tidak selalu muncul dalam setiap kasus demam berdarah.
Maka dari itu, tidak munculnya bintik merah tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan yang menandakan bahwa demam tidak disebabkan oleh demam berdarah.
Selain gejala umum, ada beberapa gejala khusus yang dapat menjadi indikasi yang perlu diberi perhatian lebih.
Gejala khusus demam berdarah pada bayi:
- Bayi tetap rewel meskipun demam sudah turun
- Bayi terus-terusan ingin digendong dan dipangku, akan menangis jika diletakkan di kasur
Baca Juga: Ada Tumor di Rahim, Anak ke 5 Lahir Rahim Nur Ayu Chesty, Istri Aktor Fadli Akhmad Diangkat
Gejala khusu demam berdarah pada balita:
- Anak sama sekali tidak antusias dengan mainan kesukaannya
- Anak mungkin saja kerap menunjuk dan menyentuh area yang sakit seperti tenggorokan, tangan, dan kaki.
Jika bayi dan balita sudah menunjukan beberapa hal di atas, maka pasti yang haru dilakukan orang tua adalah membawa bayi dan balita secepat menemui dokter dan menjalani tes darah.
Selama di rumah sembari menunggu hasil tes keluar, orangtua harus siap siaga memberi perhatian ekstra kepada bayi dan balita dengan cara-cara berikut;
- Redakan demam tinggi
Untuk meredakan demam tinggi, hal yang dilakukan pertama dalah memberikan obat yang sesuai dengan umur anak, hindari juga obat yang memiliki kandungan ibuprofen.
Obat yang dianjurkan umumnya paracetamol. Tetapi jangan memberi obat terus-terusan.
Baca Juga: 6 Cara Mendeteksi Gejala Diabetes pada Anak, Penyakit Autoimun Serius
Bersabar dan tunggu sekurang-kurangnya 6 jam untuk memberikan obat lagi.
Sebagai opsi lain, orang tua dapat mecoba menompres dahi anak dengan air hangat.
- Pastikan terhidrasi
Asupan air menjadi sangat vital dalam kasus demam berarah, maka pastikan anak terus terhidrasi dengan baik.
Jangan tunggu sampai anak rewel untuk memberi minum.
- Beri makan yang bernutrisi tinggi
Biasanya anak akan menglami penurunan nafsu makan selama sakit.
Namun, orang tua tetap harus dengan siaga mengupayakan asupan makanan bergizi seperti sayur-sayuran, masuk ke dalam perut anak.
Hanya saja, jangan sampai dipaksakan.
Bila dipaksakan, mungkin anak akan merasa risih dan akhirnya malah memuntahkan isi perut yang membuat cairan tubuh keluar.
Baca Juga: 10 Pertanyaan Diabetes Pada Anak yang Sering Ditanyakan Orangtua
- Pastikan istirahat cukup
Ciptakan lingkungan senyaman mungkin sehingga anak dapat beristirahat dengan baik.
Demam beradarah pada anak harus mendapat penanganan yang tepat.
- Percayakan pada dokter
Maka, jika hasil tes darah menunjukan bahwa anak terkena demam berdarah, penanganan lanjutan dapat dipercayakan kepada dokter.
Selain itu untuk menjadi catatan penting, jika demam anak mereda, jangan jadikan itu indikasi total kesembuhan.
Fase kritis demam berdarah sebenarnya dimulai setelah demam mereda dan dapat berlangsung selama 24 - 48 jam.
Pada fase ini, pembuluh darah mungkin mulai mengeluarkan air di dalam tubuh yang berakibat pada berkurangnya volume darah di dalam pembuluh.
Maka untuk menjaga kondisi anak, obat-obatan dan penanganan tepat dari dokter akan sangat membantu proses penyembuhan.
Baca Juga: Konflik Palestina – Israel: Melihat Kondisi Kejiwaan Anak Anak Di Jalur Gaza