Find Us On Social Media :

Inilah yang Terjadi Jika Mendapatkan Vaksin Covid-19 Pertama dan Kedua Berbeda Merek

Masyarakat diimbau untuk selalu memastikan merek vaksin Covid-19 yang digunakan vaksinasi pertama dan kedua harus sama.

GridHEALTH.id - Semua vaksin Covid-19 program pemerintah yang saat ini tengah berjalan, semua masyarakat yang divaksin akan mendapat dua kali vaksin.

Nah, merek vaksin Covid-19 pertama dan kedua yang kita dapatkan harus sama.

Misal, jika kita menerima vaksin Covid-19 pertama Pfizer maka vaksin Covid-19 keduanya pun harus dari vaksin Covid-19 Pfizer.

Begitu juga dengan jika vaksin pertama dari AstraZeneca, maka vaksinasi kedua harus menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Belakangan ramai diperbincangkan terkait masalah merek vaksin Covid-19 yang berbeda, saat vaksinasi pertama dan kedua.

Menanggapi masalah tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan bahwa masyarakat harus menerima merek vaksin Covid-19 yang sama saat vaksinasi tahap pertama dan kedua.

Hal itu seperti disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi pada konferensi virtual, Senin (31/5/2021).

Menurutnya ada risiko yang bisa dialami di kemudian hari jika masyarakat tidak menerima merek vaksin Covid-19 yang sama saat vaksinasi.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Aman, Komnas KIPI; Belum Ada Orang Meninggal Akibat Vaksin Covid-19

 “Kalau berbeda gimana? Usahakan tetap harus sama, sehingga nanti KIPI-nya tidak menjadi masalah di belakang hari. Kalau mau divaksin pastikan kedua mereknya sama,” ujar Nadia dikutip dari bisnis.com (31/5/2021).

Perlu diketahui diketahui KIPI sendiri merupakan kejadian ikutan pasca imunisasi.

Diketahui menurut in.vaccine-safety-training.org, dalam artikel "Dasar Keamanan Vaksin WHO" disebutkan bahwa setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin.

Gejala KIPI bisa berupa gejala ringan yang dirasakan tidak nyaman atau berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium.

KIPI dapat terjadi dengan tanda atau gejala yang berbeda-beda tergantung kondisi setiap individu.

KIPI dikelompokkan dalam beberapa kategori yakni Reaksi yang terkait produk vaksin, Reaksi yang terkait dengan cacat mutu vaksin, Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi.

Ada juga yang disebut KIPI serius. Adapun KIPI disebut serius apabila:

Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Apakah Vaksin Covid-19 Saya Berhasil Jika Saya Tidak Mengalami Efek Samping?'

- Mengakibatkan kematian.

- Mengancam jiwa.

- Memerlukan perawatan di rumah sakit atau perpanjangan masa perawatan di rumah sakit.

- Menyebabkan kecacatan/inkapasitas menetap atau bermakna.

- Menyebabkan kelainan kongenital/cacat lahir atau,

- Memerlukan tindakan intervensi untuk mencegah hendaya (impairment) / kerusakan menetap.

Sedangkan KIPI kejadian berat, istilah berat ini dipakai untuk menunjukkan derajat keparahan suatu kejadian (seperti ringan, sedang, berat).

Namun kejadian tersebut dapat merupakan peristiwa medis minor, (misalnya demam adalah reaksi medis minor, namun derajat keparahannya dapat di golongkan demam ringan atau sedang).

Karenanya Nadia mengimbau pada masyarakat untuk segera mengganti jadwal jika tidak sempat mendapatkan merek vaksin Covid-19 yang sama atau tidak sempat hadir ketika vaksinasi dosis kedua

“Kalau kelewat, segera lakukan vaksinasi kedua di pusat vaksinasi yang ada. Karena kalau kedua itu akan meningkatkan kekebalan tubuh sehingga jadi kunci agar betul-betul bisa mencapai kekebalan yang diharapkan. Jadi nggak usah tunda,” imbuh Nadia.(*)

Baca Juga: Anak-anak Belum Menjadi Target Vaksinasi Covid-19 Diberbagai Negara, Sebab Vaksinnya Belum Ada, Kok Bisa?

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL