Steroid
Obat kortikosteroid, seperti prednison, mengurangi peradangan dan nyeri serta memperlambat kerusakan sendi.
Efek samping mungkin termasuk penipisan tulang, penambahan berat badan dan diabetes.
Dokter sering meresepkan kortikosteroid untuk meredakan gejala dengan cepat, dengan tujuan mengurangi obat secara bertahap.
DMARD konvensional
Obat ini dapat memperlambat perkembangan rheumatoid arthritis dan menyelamatkan sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen.
DMARDs umum termasuk methotrexate (Trexall, Otrexup, lainnya), leflunomide (Arava), hydroxychloroquine (Plaquenil) dan sulfasalazine (Azulfidine).
Efek samping bervariasi tetapi mungkin termasuk kerusakan hati dan infeksi paru-paru yang parah.
Agen biologis
Baca Juga: Konten Ria Ricis Dianggap Hina, Sang Kakak Malah Dulang Pujian usai Unggah Video Kepergian Sang Ayah
Juga dikenal sebagai pengubah respons biologis, kelas DMARD yang lebih baru ini mencakup abatacept (Orencia), adalimumab (Humira), anakinra (Kineret), certolizumab (Cimzia), etanercept (Enbrel), golimumab (Simponi), infliximab (Remicade), rituximab ( Rituxan), sarilumab (Kevzara) dan tocilizumab (Actemra).
DMARD biologis biasanya paling efektif bila dipasangkan dengan DMARD konvensional, seperti metotreksat.
Jenis obat ini juga meningkatkan risiko infeksi.
DMARD sintetis yang ditargetkan. Baricitinib (Olumiant), tofacitinib (Xeljanz) dan upadacitinib (Rinvoq) dapat digunakan jika DMARD dan biologi konvensional belum efektif.
Dosis tofacitinib yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko pembekuan darah di paru-paru, kejadian serius terkait jantung, dan kanker.
Baca Juga: Fakta Viagra, Obat Kuat yang Disebut Buruk Untuk Kesehatan Jantung