2. Karbohidrat halus
Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi.
Dengan demikian, tubuh akan mencerna secara cepat dan menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.
Selain itu, ketika dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi.
GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi. Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL dapat merusak otak.
Penelitian berjudul “Diet-Induced Cognitive Deficits: The Role of Fat and Sugar, Potential Mechanisms and Nutritional Interventions” menunjukkan bahwa hanya satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.
Studi lain pada mahasiswa yang sehat menemukan bahwa mereka yang memiliki asupan lemak dan gula rafinasi yang lebih tinggi juga memiliki ingatan yang lebih buruk.
Efek pada memori ini mungkin disebabkan oleh peradangan hipokampus, bagian otak yang mempengaruhi beberapa aspek memori, serta respons terhadap isyarat lapar dan kenyang.
3. Makanan tinggi lemak trans
Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak.
Lemak yang dimaksud di sini adalah lemak trans yang diproduksi secara industri atau dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi.
Lemak trans buatan ini dapat ditemukan dalam shortening, margarin, frosting, makanan ringan, kue siap pakai, dan kue kering kemasan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer, penurunan memori, penurunan volume otak, dan penurunan kognitif.
Sebuah studi terhadap 38 wanita berjudul “Habitual fat intake predicts memory function in younger women” menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh dibandingkan dengan lemak tak jenuh memiliki kinerja memori yang lebih buruk.
Baca Juga: Redakan Rematik dengan 4 Bumbu Dapur, Cukup Campurkan Dalam Masakan