GridHEALTH.id - Kejadian tidak mengenakan baru saja dialamai Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dimana ia tiba-tiba ditampar seorang pria di depan umum saat melakukan tur nasional di Prancis Selatan, Selasa (8/6/2021).
Video yang menunjukan kejadian ini pun viral di media sosial.
Dalam video yang tersebar di media sosial tampak awalnya Macron mengulurkan tangannya untuk menyapa seorang pria di antara kerumunan kecil penonton yang berdiri di belakang penghalang besi.
Namun Pria yang mengenakan T-shirt khaki itu kemudian berteriak "Ganyang Macronia" ("A Bas La Macronie") dan menampar Macron di sisi kiri wajahnya.
Terdengar juga teriakan "Montjoie Saint Denis", yakni seruan perang tentara Prancis ketika negara itu masih monarki.
Diwartakan Reuters, dua petugas keamanan Macron langsung mengamankan pria itu, dan seorang lagi membawa Macron pergi dari lokasi.
Video lain yang diposting di Twitter menunjukkan bahwa presiden, beberapa detik kemudian, kembali ke barisan penonton dan kembali berjabat tangan.
Sementara itu jika ditilik dari sisi medis, kejadian yang dialami Macron sedikit banyak tentu akan mempengaruhi kondisi kesehata, baik kesehatan fisik maupun mental.
Baca Juga: Presiden Macron Pertanyakan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Buatan China
Dilansir dari jurnal berjudul "The Effects Of Violence On Health" dilaman healthaffairs.org, disebutkan bahwa berbagai bentuk kekerasan dapat mempengaruhi kesehatan orang-orang yang menjadi sasaran, pelaku, dan masyarakat di mana keduanya tinggal.
Dari penelitian yang sudah dilakukan, efek biologis dari kekerasan semakin mencakup efek pada otak, sistem neuroendokrin, dan respons imun.
Konsekuensi pada kesehatan termasuk peningkatan insiden depresi, kecemasan, gangguan stres pasca trauma, dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Konsekuensi kesehatan dari kekerasan ini bervariasi dengan usia dan jenis kelamin korban serta bentuk kekerasan.
Orang bisa menjadi korban berbagai bentuk kekerasan, dan efek kesehatannya bisa kumulatif.
Di sisi lain, dr. Sonia Loviarny dari Alodokter juga menjelaskan bahwa bagian wajah merupakan salah satu bagian yang rentan mengalami cedera apabila terkena trauma tertentu.
Benturan atau tamparan yang cukup keras dapat menyebabkan cedera atau kerusakan pada jaringan tubuh. Kerusakan ini bergantung seberapa kuat trauma tersebut.
Beberapa kondisi yang mungkin terjadi, diantaranya:
- Memar pada permukaan kulit.
- Bengkak pada jaringan di bawah kulit.
- Dislokasi atau masalah pada sendi rahang.
- Tulang retak hingga patah.
- Kerusakan organ bagian dalam, pada daerah mulut, hidung, telinga, hingga mata.
Baca Juga: Covid-19 Mulai Mengancam, Dokter: 'Jangan Bicara Saat Di Transportasi Umum'
Kondisi di atas tentu saja sangat berkaitan dengan kekuatan trauma yang diterima (dalam hal ini adalah tamparan).
Apa yang dirasakan menandakan adanya bagian yang cedera dan ini wajar jika dialami beberapa hari setelah trauma terjadi.
Namun, jika nyeri menetap setelah 1 minggu diikuti dengan gejala lainnya, sebaiknya korban memeriksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Namun untungnya Macron mengaku jika dirinya baik-baik saja setelah ditampar oleh pria tidak dikenal tersebut.
Dlansir dari France24, Rabu (9/6/2021) Macron menganggap insiden tersebut hal kecil dan menyebutnya sebagai insiden terisolasi yang dilakukan oleh individu "ultra-kekerasan".
"Saya baik-baik saja. Kita harus menempatkan insiden ini, yang menurut saya merupakan peristiwa yang terisolasi, ke dalam perspektif," katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Dauphiné Liberé Selasa malam.
"Jangan biarkan peristiwa terisolasi, individu ultra-kekerasan ... mengambil alih debat publik: mereka tidak pantas mendapatkannya. ." tegasnya.(*)
Baca Juga: Gawat! Setiap 30 Detik Warga Paris Dilaporkan Terinfeksi Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL