GridHEALTH.id - Memang hanya di Indonesia, saat seseorang meriang terapi kerokan bisa menyembuhkan penyakitnya.
Kita tahu bahwasannya meriang atau demam adalah sebuah gejala dan infeksi penyakit.
Nah, di Indonesia meriang didefinisikan oleh awam adalah sebagai masuk angin. Karenanya kerokan dilakukan untuk mengeluarkan angin yang ada di dalam tubuh.
Baca Juga: 40 Persen Anak Meninggal Akibat Covid-19, Satgas: Sekolah Tatap Muka Harus Hati-hati
Walau jika dilihat dengam kaca mata medis antara meriang dan kerokan tidak ada tautan alias tidak nyambung.
Tapi faktanya banyak masyarakat yang melakukan dan menurut banyak masyarakat mereka sembuh dari meriang setelah kerokan.
Mengenai fenomena tersebut, menurut dokter ahli penyakit dalam Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, Ph.D, seperti dilansir dari laman Fakultas Kedokteran Universitas Ailangga pada artikel 'Kerokan Boleh, Asal…' (28/2/2011), disebutkan sebenarnya teknik kerokkan sama halnya dengan memijat, yaitu menekan bagian tubuh yang sakit untuk memperlancar peredaran darah.
Perbedaanya hanya terletak pada alat yang digunakan, kalau memijat menggunakan tangan, sedangkan kerokkan memanfaatkan uang logam atau benda lain, semisal sendok bahkan ada juga yang menggunakan bawang. Pada kondisi tertentu, papar Djoko lebih lanjut, ketika terjadi ketidakseimbangan sistem di dalam tubuh, maka secara otomatis tubuh akan “berteriak” dengan caranya yang khas, seperti menunjukkan reaksi capek, pegal, maupun kelelahan.
Baca Juga: Aman Digunakan, Dokter Anak: 'Botol Bayi Bebas BPA Masih Memiliki Risiko Kesehatan'
Kondisi tersebut terjadi karena sirkulasi darah yang membawa nutrisi, vitamin, dan suplay oksigen tidak tersalurkan dengan baik. Komposisi itu yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengembalikan keseimbangan. Oleh sebab itu, dengan pendekatan teori kedokteran, kemungkinan teknik kerokkan berguna untuk memperlancar aliran darah.
Dengan teknik menekan yang searah dari atas kebawah, maka oksigenasi akan berjalan dengan baik, suhu tubuh kembali seimbang, racun-racun ditubuh bisa terbuang sehingga rasa sakit di tubuh berkurang dan badan terasa lebih enak. Meskipun teknik kerokkan dinilai sebagai cara paling sederhana untuk memperlancar aliran darah, ternyata tidak semua orang bisa menggunakan cara ini.
Tapi awas, penyandnag diabetes dan penyandang penyakit kronis lainnya juga yang sedang mengonsumsi obat cangkok organ, perlu waspada dengan kerokan ini.
Paslanya, kondisi kepekaan kulit sebagian orang tersebut sangat sensitif, sehingga dikhawatirkan jika dikerok malah akan mendatangkan luka dan menimbulkan infeksi.
Baca Juga: Ditemukan KIPI Vaksin Covid-19 Sinovac Oleh Tim Riset FK UNPAD Bandung
“Kerokkan diperuntukkan bagi orang dengan kondisi tubuh prima, selama sistem pertahanan alami tubuh tidak berubah atau tubuh dalam kondisi normal, maka kerokan tidak masalah,” ujarnya.
Djoko pun mempunyai pendapat, jika dibandingkan, kerokan lebih tidak beresiko ketimbang memilih untuk mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri.
Baca Juga: Penyakit Infeksi Telinga Bikin Malu, Datangi Dokter Jika Alami Gejala
Karena jika obat penghila rasa nyeri dikonsumsi terlalu berlebihan, justru akan berdampak pada kerusakan ginjal dan lambung. Djoko yang memperoleh gelar Ph.D di Clinical Nephrology dari Graduate School of Medicine Tokyo, Jepang ini berpesan dengan beristirahat cukup sebenarnya bisa mengembalikan keseimbangan tubuh, tapa harus kerokan.(*)
Baca Juga: Konsumsi Susu di Indonesia Paling Rendah di ASEAN, Padahal Bisa Bantu Cegah Stunting