GridHEALTH.id - Sebagian masyarakat Indonesia memang masih menganggap bahwa pandemi Covid-19 ini hanyalah sebuah penyakit mitos belaka.
Namun tak dapat dibohongi, lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia membuat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit semakin menipis.
Beberapa rumah sakit juga dilaporkan sudah tidak bisa menerima pasien Covid-19 lagi lantaran kehabisan tempat tidur.
Seperti di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) yang merupakan salah satu rumah sakit pertama yang merawat pasien Covid-19.
Baca Juga: Covid-19 Bisa Menyebar dari Hewan Peliharaan ke Manusia, Ikuti Cara Memporteksi Hewan Kesayangan
Dokter Irandi Putra Pratomo, Dokter di Rumah Sakit Universitas Indonesia menjelaskan kondisi ruangan IGD dipenuhi pasien Covid-19 yang antre mendapatkan ruang rawat inap.
Bahkan ada pasien yang terpaksa duduk di kursi di emperan IGD, karena tidak mendapat tempat tidur.
"RS UI daya tampungnya 6, kita over 25 pasien malam ini. Tadi pagi saya lihat ada yang terpaksa duduk," kata dr. Irandi dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (23/6/2021) malam.
Baca Juga: Kondisi Komedian Peppy Kini, Kena Covid-19 atau DBD? Selang Oksigen Sudah Terpasang
Melihat hal tersebut, Irandi mengaku bahwa kondisi yang kini terjadi di RS UI bukanlah kondisi yang ideal dalam merawat pasien.
"Kita bisa melihat kondisi, bahwa ini bukan lagi iklim ideal dalam sebuah rumah sakit," tuturnya.
Tak hanya stok tempat tidur yang menipis, RS UI juga merasakan kekurangan obat untuk pasien Covid-19.
"Di RS UI sempat terjadi kekosongan obat, untuk saat ini mungkin masih bisa bertahan, tapi kalau terus-terusan pasien seperti ini, pasti akan kehabisan obat," tambahnya.
Selain itu, Irandi juga menjelaskan bahwa RS UI kini sudah kehabisan tabung oksigen lantaran digunakan para pasien Covid-19.
"Kita sudah menggunakan (tabung) oksigen dari sumber luar," jelasnya.
Lebih lanjut, Irandi menerangkan bahwa saat ini RS UI sudah tidak bisa menerima pasien dengan keluhan penyakit lain, karena tengah disibukkan merawat pasien Covid-19. (*)
#hadapicorona