GridHEALTH.id - Resep obat untuk Covid-19 yang diklaim teruji dan sudah dipakai di RSD Wisma Atlet Jakarta beredar di media sosial terutama di aplikasi WhatsApp belakangan ini.
Dalam narasi pesan yang beredar juga disebutkan bahwa saat ini semua rumah sakit khusus pasien Covid-19 sudah penuh.
"Kalau ada yang terinfeksi Covid-19 tidak perlu panik dan tidak harus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, karena saat ini RS khusus Covid semua penuh," tulis pesan tersebut.
Disertai juga daftar resep obat yang bisa diminum pasien Covid-19 saat isolasi mandiri, diantaranya seperti:
- Azytromycin 500 mg
- Favipiravir (Avugan-Indofarma) 600 mg
- Fluimucil Eff 600 mg
- Dexamethasone 0,5
- Paracetamol 500 mg
Di akhir paragraf, terdapat klaim bahwa resep obat tersebut sudah teruji untuk pasien Covid-19 dan dipakai di RS Rujukan Wisma Atlet, Jakarta.
Namun bagaimana kebenaran klaim resep obat Covid-19 tersebut?
Baca Juga: Tes Bebas Corona Tiap Pagi Dengan Menahan Napas Selama 10 Detik, Hoaks
Berdasarkan hasil penelusuran tim redaksi GridHEALTH.id, pesan broadcast tersebut ternyata termasuk kategori konten yang menyesatkan.
Dilansir dari Kompas.com (28/6/2021), Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoeban telah memberikan penjelasan perihal resep obat yang beredar untuk pasien Covid-19.
Menurutnya obat antibiotik Azytromycin digunakan jika ada infeksi tambahan, seperti infeksi bakteri dan SARS-CoV-2.
"Jadi jawabannya boleh diberikan, tapi tidak harus diberikan. Harus diberikan kalau ada infeksi bakteri tambahan," kata Zubairi.
Untuk obat antivirus Avigan, Zubairi menyebut bisa digunakan pasien Covid-19 selama menjalani isolasi mandiri, tetapi tidak wajib.
Sama halnya dengan obat antioksidan Fluimucil Eff yang boleh digunakan pasien Covid-19 tetapi bukan sebuah keharusan.
Menurutnya, obat Fluimucil Eff sama sekali tidak bekerja untuk membunuh virus pada pasien Covid-19.
"Kalau obat Dexamethasone, ini memang bisa menolong kalau pasien Covid-19 memerlukan oksigen. Jadi kalau perlu tambahan oksigen, maka obat ini terbukti menolong," jelas dia.
Zubairi menuturkan, obat paracetamol juga boleh digunakan pasien Covid-19, karena mampu menekan pegal linu.
Baca Juga: Waspada, Ramuan Penangkal Covid-19 Dari Kemenkes Ini Ternyata Hoaks
Terlepas dari itu, ia menjelaskan bahwa pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri harus menjalankan pola hidup sehat.
"Artinya cukup tidur, usahakan 8 jam setiap hari, olahraga 150 menit seminggu atau setengah jam setiap hari," ujar Zubairi.
"Setiap kali makan harus ada sayur dan buah, hindari rokok, alkohol. Alkohol mengurangi daya tahan kita secara signifikan, sehingga menyebabkan Covid-19 semakin berat," tambah dia.
Selain itu, pasien yang menjalani isolasi mandiri juga sebaiknya melakukan rontgen thorax untuk mengetahui adanya kemungkinan radang paru atau pneumonia.
Meski tanpa gejala, Zubairi menyebut sebagian pasien Covid-19 tetap bisa memiliki pneumonia.
Hal tersebut berpotensi membuat kondisi pasien menjadi berat dan memerlukan bantuan oksigen.
"Itu sebagian akan menjadi berat, memerlukan oksigen, satu dua memerlukan ICU. Jangan sampai terlambat," tutup dia.
Itulah penjelasan tentang obat bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.
Sehingga, klaim resep obat untuk pasien Covid-19 yang isolasi mandiri diatas adalah tidak benar.(*)
Baca Juga: Antibiotik Sampai Paracetamol Jadi Obat Covid-19, Dokter Paru Beri Penjelasan
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL