Find Us On Social Media :

Mantan Atlet Bulu Tangkis Wafat karena Covid-19, dia Kakak Dik Doank

Beben Jazz mantan altet bulu tangkis meninggal dunia karena Covid-19.

GridHEALTH.id - Kabar duka kembali menerpa Indonesia dari dunia musik dan olahraga.

Siapa sangka mantan atlet bulu tangkis Indonesia era 80-an ini meninggal dunia karena Covid-19 di Bekasi.

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Nakes Kembali Terjadi, Perawat Puskesmas Dipukuli Gegera Tabung Oksigen

Beliau adalah Beben Jazz yang juga dikenal sebagai musisi Jazz, dan kakak dari artis senior Dik Doank.

Kabar meninggalnya Beben Jazz, suami dari Inna Kamarie, diketahui dari pesan WhatsApp yang diterima tim Grid.ID.

"Innalillahi wainnaillahi roji'un telah meninggal dunia Beben Supendi Mulyana.. mohon doanya.. tks," tertulis isi pesan tersebut.

Kabar meninggalnya Beben Jazz ini pun dikonfirmasi oleh akun Instagram Kenduri Cinta, sebuah komunitas Maiyah bulanan yang dipimpin oleh Emha Ainun Nadjib.

Baca Juga: 10 Nutrisi Wajib Dipenuhi Penyandang Diabetes Lansia, Cegah Komplikasi

Menurut informasi, Beben Jazz wafat sekira pukul 6 pagi di salah satu rumah sakit di kawasan Bekasi, pada hari ini, 5 Juli 2021.

"Mas Beben meninggalkan kita semua, pagi ini lima juli 2021, sekira pukul 6 pagi di RS. Bhakti Kartini, Bekasi," tulis Instagram Kenduri Cinta.

Sebelum almarhummah berpulang kepada sang khalik, diketahui Beben Jazz sudah beberapa lama ini berujuang melawan sakitnya.

Baca Juga: 3 Manfaat Vaksin Covid-19 di Masa Pandemi, Ayo Vaksin Sebelum Menyesal

Malah sang istri, Inna Kamarie, di akun Instagramnya sempat mengabarkan dan memohon doa untuk sang suami yang saturasinya sempat naik-turun dan mengalami kritis.

Meninggalnya Beben Jazz, hingga artikel ini dipublikasikan belum ada keterangan resmi dari keluarga, baik dari sang istri, Dik Doank, prihal meninggalnya Beben dan tempat dimakamkannya Beben Jazz.

Penting diketahui, saat kita memantau saturasi oksogen mandiri dengan alat oksimeter denyut, yang mengukur kadar oksigen darah, alat oksimeter denyut bisa jadi tidak selalu akurat.

Hal ini sudah disampaikan FDA dalam pedoman baru yang dirilis Jumat (26/01/2021).

Baca Juga: Penyakit Infeksi Gastroenteritis Menular Lewat Makanan, Cara Menghindari Paparan Virusnya dengan Cara Ini

Beberapa faktor dapat mempengaruhi akurasi oksimeter denyut, termasuk sirkulasi yang buruk, suhu kulit, ketebalan kulit, penggunaan tembakau saat ini, penggunaan cat kuku, dan pigmentasi kulit gelap, kata FDA.

Bahkan laporan terbaru menemukan bahwa pasien kulit hitam mungkin tidak menerima pembacaan akurat dari beberapa oksimeter.

"Meskipun oksimeter denyut mungkin berguna untuk memperkirakan kadar oksigen darah, perangkat ini memiliki keterbatasan yang dapat mengakibatkan pembacaan yang tidak akurat," kata William Maisel, MD, direktur Kantor Evaluasi dan Kualitas Produk FDA, dalam sebuah pernyataan.(*)

Baca Juga: Tak Mengijinkan Anak Divaksin Covid-19, Ini Konsekwensi yang Harus Diterima