Find Us On Social Media :

Biosekuriti Kunci Indonesia Bebas Flu Burung Secara Mandiri, Tanpa Campur Tangan Asing, Bagaimana dengan Covid-19

Indonesia pengalaman hadapi virus flu burung.

GridHEALTH.id - Sebelum virus corona (Covid-19), Indonesia juga sempat dilanda serangan wabah virus penyakit infeksi lain.

Salah satu penyakit infeksi yang saat itu menghebohkan masyarakat di tanah air adalah flu burung.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang Hingga 6 Minggu, Sri Mulyani Ungkap Rencana Ini

Diketahu flu burung adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas ke manusia.

Ada banyak jenis virus flu burung, tetapi hanya beberapa yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia, misalnya saja tipe H5N1.

Di Indonesia, kasus infeksi virus flu burung H5N1 pada manusia pertama kali muncul pada tahun 2005.

Harian Kompas (21/07/2005) memberitakan flu burung positif penyebab kematian 3 orang warga Tangerang. Mereka adalah ayah dan 2 anak perempuannya.

Iman Siswara dan putri-putrinya itu didiagnosis radang paru (pneumonia).

Sebelumnya diberitakan kematian diduga kuat akibat terinfeksi virus flu burung.

Lalu kasus itu diteliti di laboratorium rujukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Hong Kong.

Setelah dinyatakan positif, sebanyak 44 rumah sakit disiagakan untuk menangani penderita yang diduga terinfeksi flu burung.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Penyakit Infeksi di Mulut Bisa Sangat Menyakitkan!

Saat itu negara-negara Asia lain sudah lebih dulu memiliki kasus positif dan kematian akibat flu burung subtipe H5N1. Mereka adalah Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Bedanya di Indonesia korban adalah penduduk urban yang tidak terkait langsung dengan urusan peternakan.

Namun sejak 2006, Indonesia sukses mengidentifikasi flu burung tanpa bantuan pihak asing, kolaborasi balitbangkes, lembaga eijkman, dan unit riset medis angkatan laut dua.

Upaya pengendalian dan penanggulangan flu burung dilakukan dengan peningkatan biosekuriti pada peternakan, dan sertifikasi kompartemen bebas flu burung.

Program ini, diklaim bisa menurunkan kasus flu burung di Indonesia secara signifikan, dari 2.751 kasus di tahun 2017, menjadi 476 kasus pada 2018.

Baca Juga: Sumbat Hidung Pakai Bawang Putih Paling Efektif Sembuhkan Covid-19, Jika Kita Coba Ini yang Bisa Terjadi

Sementara berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada 200 laporan kasus dengan 168 kematian hingga tahun 2018.

Melihat hal itu, lantas apa yang dimaksud dengan program biosekuriti?

Dilansir dari laman ugm.ac.id (18/4/2021), biosekuriti dalam bidang peternakan diartikan sebagai upaya mencegah kuman penyakit tidak masuk ke peternakan sehingga ayam tetap sehat dan menghasilkan produk yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

Dijelaskan Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., IPM. selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan UGM, terdapat rambu sederhana dalam penerapan biosekuriti 3 zona, yaitu membagi area peternakan menjadi 3 zona, yaitu  merah, kuning, dan hijau.

Baca Juga: Daging Ayam Kaya Protein dan Aman Sering-sering Dikonsumsi, Tapi Bisa Berbahaya Jika Salah Memasaknya

Zona merah mencakup semua area di luar peternakan setiap orang termasuk karyawan kandang dan benda yang dibawa dan dianggap berpotensi membawa kuman penyakit, misalnya kendaraan dan sepatu.

Untuk masuk area kandang, peternak harus mandi dengan sabun dan berganti pakaian yang disediakan.

Setelah mandi, harus mencelupkan kaki ke dalam disinfektan dan memakai alas kaki yang khusus diperuntukkan untuk zona kuning, yaitu beralas rata dan berwarna kuning.

Peternak tidak disarankan mengenakan sepatu boot karena alasnya berlekuk dan sulit dibersihkan.

Sementara zona kuning adalah zona transisi antara zona merah yang berisiko tinggi terpapar penyakit dan zona hijau atau area produksi. Di zona ini, dilakukan penyortiran telur sebelum dibawa ke penjual.

Baca Juga: Sport Nutritions Jurus Ampuh Tingkatkan Imunitas Lawan Covid-19

Zona hijau merupakan area bersih/produksi. Sebelum masuk zona hijau, peternak harus berganti alas kaki khusus zona hijau.

Di zona ini, diharapkan tidak ada kuman penyakit yang masuk yang dapat membahayakan ayam petelur sehingga hanya pekerja kandang dan yang berkepentingan saja yang dapat masuk ke area ini.

Semua benda yang masuk di area ini harus didisinfektan.

Untuk memastikan penerapan biosekuriti agar berjalan dengan baik, diperlukan komitmen dari pemilik yang diikuti oleh keluarga, karyawan, pemasok, dan pembeli.

Selain itu, kandang harus dibersihkan secara rutin untuk menjaga higienitasnya.(*)

Baca Juga: Terbengkalai Akibat Kasus Korupsi, Laboratorium Flu Burung Disulap Jadi Tempat Pengembangan Vaksin Virus Corona

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL