Find Us On Social Media :

Kasus Kematian Covid-19 Indonesia Tertinggi di Dunia, Wamenkes: '94 Persen dari Mereka Belum Divaksinasi'

Alasan kematian Covid-19 di Indonesia tertinggi di dunia

GridHEALTH.id - Belakangan ini, angka kematian Covid-19 di Indonesia dikabarkan kasus kematian Covid-19 tertinggi di dunia.

Berdasarkan informasi dari situs Pandemic, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan rata-rata kasus kematian akibat Covid-19 tertinggi selama seminggu atau selama periode 20-26 Juli 2021. 

Baca Juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Menurun Pada Mereka yang Pernah Terpapar Varian Delta

Dalam sepekan, jumlah kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 9.524 kasus atau 35 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Kendati demikian, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang meninggal dunia disebabkan belum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Long Covid-19 Meski Dianggap Tak Tingkatkan Risiko Keparahan, Kenali 10 Gejala Varian Delta pada Anak

"Jadi berdasar laporan terakhir, angka kematian akibat infeksi Covid-19 pada beberapa saat ini, itu 90-94 persen adalah mereka yang belum divaksinasi," kata Dante dalam kanal YouTube Kadin Indonesia, Minggu (25/7/2021).

Seperti diketahui, vaksin Covid-19 memberikan kekebalan tubuh.

Pemberian vaksin Covid-19 bertujuan untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan virus corona dan menciptakan herd immunity.

Bahkan, orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena gejala serius jika terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Coba Minum Air Rendaman Ceri Secara Rutin, Asam Urat Tinggi Kandas

Dante menyebut mayoritas orang yang sudah mendapat suntikan dosis lengkap vaksin Covid-19 tak mengalami perburukan gejala hingga gejala berat saat terpapar Covid-19.

Beberapa peneliti mengungkapkan, risiko kematian dan rawat inap yang lebih tinggi, orang-orang yang belum divaksin Covid-19 juga berisiko lebih tinggi mengalami long covid.

Menurut CDC, kasus long covid dapat terjadi pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan dan bahkan mereka yang benar-benar tanpa gejala. 

Namun, beberapa ahli berpendapat, ada bukti yang lebih meyakinkan bahwa long covid cenderung terjadi setelah infeksi Covid-19 yang parah atau bergejala.

Ahli penyakit menular dari Universitas California, Dr. Monica Gandhi mengatakan, long covid tidak mungkin terjadi pada seseorang yang divaksinasi lengkap. 

Baca Juga: Kabar Gembira, Sandiaga Uno Salurkan Bantuan Beasiswa Anak Pedagang Kecil Terdampak PPKM Level 4, Begini Cara Daftarnya!

"Jika tubuh terpapar virus corona setelah vaksinasi, sistem kekebalan justru siap untuk menghasilkan respons yang sangat terorganisir terhadap virus, sehingga membuat long covid tidak mungkin terjadi,” kata Gandhi.

Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara juga mengatakan, berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pemberian vaksinasi dosis lengkap itu secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah Covid-19 bergejala.

"Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen, jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama dimana hanya efektif menurunkan sekitar 13 persen risiko Covid-19 bergejala," katanya pada Konferensi Pers secara Virtual, Rabu (12/5/2021).

Baca Juga: Kabar Baik, Meski PPKM Level 4 Diperpanjang hingga 2 Agustus, Jokowi Beri Kelonggaran Aturan, Ini Daftarnya!

Baca Juga: Distribusi Tidak Merata dan Vaksinasi Berjalan Lambat di Seluruh Dunia, Amerika Serikat Cemaskan 'Pandemi Orang Tidak Divaksinasi Covid-19'

Melihat banyaknya manfaat dari vaksin Covid-19, Wamenkes Dante meminta agar masyarakat Indonesia tidak takut dan tidak ragu untuk divaksin. (*)

#hadapicorona