Find Us On Social Media :

21,2 juta dosis Vaksin Sinovac Baru Telah Masuk Indonesia, Peneliti China Temukan Fakta Tak Terduga Mengenai Efektivitasnya

Vaksin Sinovac tiba di Jakarta

GridHEALTH.id - Dosis ke tiga vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac kini sedang banyak diperbincangan oleh masyarakat. Termuk oleh masyarakat dunia.

Hal ini terkait dengan adanya hasil penelitian yang tak terduga dari peneliti China terhadap vaksin Covid-19 Sinovac.

Padahal Indonesia baru saja membeli vaksin Sinovac dalam jumlah besar, bahkan disinyalir terbanyak.

Vaksin Sinovac tersebut berjumlah 21,2 juta dosis vaksin Sinovac, dalam bentuk setengah jadi (bulk).

Tiba di Tanah air pada Jumat (30/7/2021) melewati Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa, sekitar pukul 12.30 WIB.

Vaksin yang baru tiba tersebut akan diproses oleh PT Bio Farma untuk menjadi vaksin jadi sekitar 2-3 minggu.

Lalu akan digunakan untuk proses vaksinasi massal pada pekan ketiga bulan Agustus mendatang.

Baca Juga: 3 Ciri Khas Nyamuk Malaria Dilihat Dari Fisiknya, Dengan Mengenalinya Mudah Lakukan Pencegahan

Kembali ke hasil penelitian ilmuan China, dalam sebuah studi diketahui bahwa antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac menurun setelah 6 bulan, setelah menerima vaksin dosis kedua.

Hal itu menurut Reuters, didapat oleh para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi China lainnya yang kemudian diunggah pada laman medRxiv.

Para peneliti itu dilaporkan melakukan pengecekan sampel darah sampel darah orang dewasa sehat berusia 18-59 tahun.

Hasilnya, peserta yang menerima dua dosis, dalam dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen yang masih terdeteksi memiliki antibodi.

Itu terjadi setelah enam bulan usai suntikan kedua.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Indonesia Siap-siap Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

Karena hasilnya sangat tidak terduga itu, maka mereka kembali memberikan dosis ketiga kepada 540 peserta. 

Hasilnya, para peserta yang menerima dosis vaksin Sinovac ketiga setelah 6 bulan menerima vaksin kedua menunjukkan hasil baik. Adanya peningkatan sekitar 3 hingga 5 kali lipat tingkat antibodi setelah 28 hari lebih lanjut.

Hanya saja para peneliti tidak menguji apakah efek antibodi itu bisa menghadapi varian yang lebih menular.

Baca Juga: Bukan Obat, Cara Cepat Sembuh dari Infeksi Covid-19 Konsisten Lakukan 2 Hal Ini

Misalnya virus corona varian Delta yang ganas.

Studi soal antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac menurun setelah 6 bulan menerima vaksin dosis kedua itu pun dibenarkan Ketua Tim Uji Klinis Nasional Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil.

"Benar," ujar Kusnandi saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (29/7/202).

Akan tetapi Kusnandi masih menyakini bahwa setiap orang yang sudah mendapatkan dua vaksin Sinovac memiliki antibodi yang tinggi untuk melawan virus corona. 

"Tapi setiap orang yang sudah divaksin akan membentuk antibodi yang tinggi bila kontak dengan virus Covid," katanya.

Oleh karenanya, Kusnandi meminta masyarakat untuk segera mendapatkan suntikan vaksin.

Baca Juga: PPKM Berlevel Membuat Epidemiologi UI Ahli Khawatir Kasus Covid-19 Naik Lagi

Satu hal yang harus digaris bawahi, studi yang menemukan efektivitas vaksin Sinovac turun dalam waktu 6 bulan, belum ditinjau atau peer reviewed.

Jadi intinya kita sbegaai masyarakat untuk tetap bersedia divaksin Covid-19.

Karena hanya dengan vaksinasi, untuk saat ini, cara terbaik Indonesia keluar dari pandemi Covid-19 secepatnya.(*)

 

Artikel ini telah publish di Intisari-online, dengan judul; Padahal Indonesia Baru Kedatangan 21,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac, Para Ahli Malah Temukan Kekurangan Vaksin Asal China Itu, Pantas Negara Lain Ogah Memakainya