Find Us On Social Media :

Agar Anak Dengan Diabetes Tak Depresi, 10 Hal Ini Bisa Dilakukan Orangtua

Diabetes pada anak menyebabkan depresi.

GridHEALTH.id - Ketika seorang anak didiagnosis menyandang diabetes, orangtua mungkin menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan efek fisik penyakit tersebut.

Namun faktanya tidak hanya itu, orangtua juga wajib memerhatikan masalah emosional yang bisa dialami mereka.

Diketahui adabanyak masalah emosional yang bisa dirasakan anak dengan diabetes, salah satunya adalah depresi.

Perasaan depresi dan kesedihan sering terjadi pada anak-anak dengan diabetes.

Seorang anak mungkin sering menangis, merasa lelah, mengalami perubahan dalam kebiasaan makan atau tidur, yang pada akhirnya mebuatnya kesulitan mengelola pengelolaan penyakitnya.

Supaya tidak menjadi lebih serius lagi, penting bagi orangtua untuk membantu mengatasi masalah depresi pada anak dengan diabetes ini.

Dilansir dari laman kidshealth.org, setelah orangtua belajar mengenali perasaan anaknya, berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi emosi mereka:

1. Akui perasaan anak

Cobalah untuk mendengarkan semua yang anak katakan sebelum orangtua mengungkapkan perasaannya sendiri.

Komunikasi semacam ini tidak selalu harus verbal. Menggambar, menulis, atau bermain musik dapat membantu anak-anak dengan diabetes mengekspresikan emosi mereka.

2. Mendorong manajemen perawatan kesehatan yang aktif

Penting untuk memperkuat gagasan bahwa ketika anak-anak merawat diri mereka sendiri dengan baik dan mengelola diabetesnya, mereka dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti suntikan ekstra atau melewatkan aktivitas yang disukai teman-teman mereka.

Bahkan anak mungkin ingin mengajukan pertanyaan sendiri kepada dokter.

Baca Juga: Perawatan Mata Diabetes Untuk Menghindari Komplikasi Berujung Kebutaan

3. Membangun kemandirian anak

Ini bisa sulit, terutama pada awal-awal. Penting bagi orangtua untuk membangun kemandirian anak dengan diabetes. Karena pada anak dengan diabetes yangg memerlukan suntikan insulin, mereka harus bisa menyuntikkan sendiri dan tahu jadwalnya.

Dengan dorongan dan dukungan dari orangtua mereka, anak-anak dengan diabetes dapat mengambil beberapa tanggung jawab untuk mengelola penyakitnya.

Bahkan hal ini dapat membuat efek positif dan membangun kepercayaan diri.

4. Bantu anak menemukan kekuatan mereka

Ketahui dan dukung hal-hal yang disukai anak baik itu menyanyi, menari, membaca, atau hobi lainnya.

Ini dapat menjadi sumber kekuatan mereka dalam hidup berdapingan dengan penyakitnya.

5. Bangun persahabatan dengan teman-temannya

Bersenang-senang dengan teman-teman membangun kepercayaan diri dan rasa memiliki anak dengan diabetes.

Dorong anak untuk mendiskusikan diabetes dengan teman-temannya.

Ini dapat membantu teman merasa lebih nyaman berinteraksi dengan anak dengan diabetes seperti yang mereka lakukan sebelum diagnosis.

Alih-alih berfokus pada satu hal yang berbeda, anak-anak dapat fokus pada semua kesamaan yang mereka miliki dengan teman-teman mereka.

6. Temukan cara untuk mengatasi bullying

Anak dengan diabetes berisiko mengalami bullying dari teman-temannya. Sebagai orangtua, baiknya membantu anak dalam mengatasi masalah tersebut.

Mulai dari mengabaikan segala ocehan dari teman-temannya, sampai melaporkannya ke orangtua atau guru dis sekolah.

7. Perbaiki kesalahpahaman

Bicaralah dengan anak tentang fakta bahwa diabetes terjadi bukan karena kesalahannya, itu terjadi begitu saja.

Juga, jika anak merasa diabetes menyebabkan masalah bagi keluarganya, berikan jaminan bahwa tidak ada alasan untuk merasa bersalah.

Baca Juga: Diabetes Teredeteksi Jelang Persalinan, Haruskah Ibu Hamil Jalani Operasi Sesar?

8. Komunikasikan diabetes pada anak dengan lingkungannya

Beritahu teman, guru, dan orang lain tentang diabetes yang dialami anak.

Tanyakan kepada anak apakah dia ingin orang lain tahu tentang diabetesnya atau tidak.

Jika anak merasa tidak bermasalah, kita mungkin tidak perlu khawatir akan yang dipikirkan teman-temannya

Jika tidak, guru dan pengasuh juga harus tahu tentang kondisi dan penanganannya (misalnya, jika anak harus istirahat untuk tes gula darah atau makan jajan pada waktu-waktu tertentu).

9. Kenalkan anak dengan penyintas diabetes lainnya

Menemukan kelompok penyintas diabetes lainnya dapat mendukung anak agar mereka tidak merasa berbeda.

Kelompok-kelompok ini dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dalam mengelola penyakitnya. 

10. Hubungi bantuan saat membutuhkannya

Jika anak menunjukkan tanda-tanda depresi (seperti kesedihan atau lekas marah yang berkepanjangan, kelelahan, perubahan nafsu makan, atau perubahan kebiasaan tidur), bicarakan dengan dokter anak atau ahli kesehatan mental.

Orangtua dari anak dengan diabetes harus sabar dan ikhlas menerima dan menghadapi anaknya.

Meskipun terasa berat, hal ini penting untuk membuat kehidupan anak dengan diabetes lebih baik lagi.(*)

Baca Juga: 8 Kebiasaan Penyebab Gula Darah Naik di Atas Normal, Penyandang Diabetes Wajib Menghindarinya

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL