Find Us On Social Media :

Hilang Kemampuan Bicara dan Gerak Bisa Jadi Gejala Berat Covid-19 pada Anak, Benarkah?

Gejala berat Covid-19 bisa dialami anak-anak

GridHEALTH.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kesulitan berbicara disertai dengan hilangnya kemampuan bergerak menjadi salah satu gejala berat Covid-19.

WHO menyebut, siapapun yang mengalami kesulitan berbicara disertai dengan tak bisa bergerak harus segera mengunjungi dokter.

Baca Juga: Anosmia Jadi Gejala Khas Covid-19 pada Anak, Orangtua Lakukan 5 Cara Merangsang Indera Penciuman

Para ilmuwan telah memperingatkan, kesulitan dalam berbicara juga bisa menjadi tanda dampak Covid-19 dan pada kesehatan mental.

Tak hanya orang dewasa, pasien Covid-19 anak-anak juga dimungkinkan bisa mengalami hal tersebut.

Baca Juga: Sudah Mulai Diberikan, Para Ibu Hamil Ungkap Efek Samping Vaksin Covid-19: 'Ngantuk & Laper Luar Biasa'

Kendati demikian, ada beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa anak-anak yang positif Covid-19 dan mengalami hilangnya kemampuan bicara dan gerak belum tentu mengalami gejala berat.

Anak-anak dalam rentang usia 6-16 tahun adalah yang paling rentan terserang dystonia.

Dystonia merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan adanya gangguan pada pergerakan otot, sehingga otot akan berkontraksi secara berulang-ulang tanpa sadar.

Gejala yang umum dystonia yang bisa saja terjadi pada anak-anak, yaitu cara berjalan yang kaku dan aneh.

Telapak kaki bisa menekuk ke atas atau juga ke luar.

Baca Juga: Khasiat Dahsyat Air Rebusan Daun Pandan Untuk Kesehatan, Cukup 3-4 Lembar Untuk 940 ml

Selain itu, kaku otot dan kram di area lengan dan pundak juga merupakan gejala yang dapat terjadi.

Penyebab dystonia memang belum bisa dipastikan secara detail.

Namun dilansir dari Mayo Clinic, dystonia pada anak-anak bisa terjadi akibat adanya penyakit infeksi di saluran pernapasan, seperti tuberkulosis.

Terlepas dari itu, menurut peneliti dari Speech and Hearing Bioscience and Technology di Harvard University, peradangan Covid-19 menyebabkan otot-otot di seluruh sistem gerak menjadi terlalu terikat, menghasilkan gerakan yang kurang kompleks.

"Bayangkan subsistem bicara ini seolah-olah mereka adalah pergelangan tangan dan jari seorang pianis yang terampil; biasanya, gerakannya independen dan sangat kompleks," kata Thomas Qutieri, anggota staf senior di laboratorium Human Health and Performance Systems Group.

Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Atlet Angkat Besi Nurul Akmal Malah Kena Body Shaming Warga Indonesia: 'Yang Paling Kurus'

Jika sistem tersebut memengaruhi sistem pernapasan, hal ini dapat mengurangi gerakan pernapasan dan laring, sehingga seseorang dimungkinkan kemampuan berbicara akan berkurang bahkan menghilang.

Untuk lebih pastinya, anak yang positif Covid-19 dan mengalami gejala berat kehilangan kemampuan bicara dan gerak wajib dibawa ke dokter guna segera mendapat pertolongan medis. (*)

#hadapicorona