GridHEALTH.id - Sejauh ini belum ada hubungan sebab akibat antara vaksin Covid-10 dengan gangguan menstruasi, regulator obat Eropa mengatakan pada hari Jumat (06/08/2021) seperti dimuat di Reuters.
European Medicines Agency (EMA) mengatakan komite keamanannya telah mempelajari kasus gangguan menstruasi yang dilaporkan setelah vaksinasi, menambahkan bahwa pihaknya telah meminta lebih banyak data dari pengembang vaksin untuk menilai masalah tersebut.
Gangguan menstruasi dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai stres dan kelelahan hingga kondisi medis yang mendasarinya seperti fibroid dan endometriosis.
Secara terpisah, EMA pada hari Jumat merekomendasikan bahwa trombositopenia imun, atau trombosit darah rendah, pusing dan tinnitus, atau denging di telinga, ditambahkan ke label vaksin satu kali suntik (single-shot) Johsonn&Johnsonn sebagai kemungkinan reaksi merugikan.
EMA menekankan bahwa manfaat vaksin J&J masih melebihi risiko apa pun, menambahkan bahwa pihaknya telah menganalisis 1.183 kasus pusing dan lebih dari 100 kasus tinnitus untuk mencapai kesimpulannya.
Baca Juga: Distribusi Vaksin Covid-19 Tidak Merata, WHO Serukan Moratorium Suntikan Booster
Baca Juga: Infeksi Telinga Tengah Paling Umum Terjadi Pada Anak, Ini Gejalanya
EMA bulan lalu mendaftarkan gangguan degenerasi saraf yang langka, sindrom Guillain-Barré (GBS), sebagai kemungkinan efek samping langka dari vaksin Covid-19 produksi J&J.