Lalu, kenapa sudah divaksin kok di tes masih ada virusnya? Jadi, saat divaksin, tidak ada satu negara yang melakukan tes apakah kita sudah terinfeksi virus atau belum. Jadi, bisa saja seseorang saat divaksin sudah ada virus, sehingga kapan saja dites PCR hasilya positif," jelas Jane panjang lebar.
Hal tersebut Jane paparkan saat diwawancara presenter dari metrotvnews, yang publish di kanal YouTube metrotvnews (23/7/2021).
Dalam kesempatan yang sama pun Jane menyampaikan prihal mitos vaksin lainnya yang berkembang di masyarakat.
Yaitu, ada hoaks yang menyebutkan vaksin Covid-19 membuat seseorang mandul.
"Seorang wanita bisa mandul apa bila indung telurnya tidak ada atau rusak, atau saluran ke indung telur sudah dipotong atau rahimnya sudah diangkat atau rusak, hanya karena itu. Vaksin tidak bekerja di situ, vaksin tidak memengaruhi indung telur atau rahim. Betul-betul tidak ada hubungannya," ujar Jane dengan tegas.
Baca Juga: 11 Langkah Mencegah Gastroenteritis , Penyakit Infeksi Pencernaan
Adapun prihal pembuatan vaksin yang super cepat, Jane menerangkan perbedaan pembuatan vaksin sebelum pandemi dan saat pandemi.
"Sebelum pandemi, kita kalau memproduksi vaksin itu tidak dikejar-kejar, jadi kita bisa tahapnya uji pada binatang dahulu. Tunggu sampai selesai, datanya dievaluasi, datanya dipublikasi, baru mulai uji pada manusia. Fase satu, fase satu selesai, fase kedua," jelas Jane mencoba menggambarkan.
Baca Juga: Syarat Bisa Umroh di Masa Pandemi Covid-19, Vaksin Sinovac Bisa, Boosternya Harus yang Ini