GridHEALTH.id - Masih banyak masyarakat yangmemakai istilah diabetes kering untuk menyebut salah satu jenis penyakit diabetes.
Padahal dalam dunia medis istilah diabetes kering itu tidak ada.
Hanya ada empat jenis diabetes yang diakui oleh para pakar di dunia kesehatan, yakni diabetes tipe 1, tipe 2, gestasional dan insipidus.
Namun dijelaskan pada laman aido.id (8/5/2020), diabetes kering ini jika dilihat dari penjelasan yang ada, ternyata merujuk pada tanda-tanda dari jenis diabetes tipe 2 atau diabetes mellitus.
Diabetes kering sering diasumsikan masyarakat sebagai diabetes dengan bekas luka berwarna hitam pada kulit tanpa disertai adanya luka terbuka.
Dimana ketika kadar glukosa dalam darah yang tinggi menyebabkan terganggunya sistem perbaikan pembuluh darah penyandang diabetes.
Pembuluh darah yang terluka dapat rusak dan gagal melakukan perbaikan.
Sehingga fungsi pembuluh darah untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Hal ini banyak terjadi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskular).
Jaringan yang mengalami kekurangan asupan akan mengalami kematian sel dan jaringan.
Apabila terjadi pada jaringan yang dekat dengan kulit, maka akan terlihat seperti luka yang menghitam.
Inilah yang disebut oleh banyak masyarakat awam di Indonesia dengan sebutan diabetes kering.
Baca Juga: Diabetes Kering dan Cara Mencegah Infeksi Pada Luka Diabetes
Namun terlepas dari salah kaprahnya masyarakat memaknai istilah diabetes kering, penting bagi penyandang diabetes untuk mewaspadai munculnya berbagai luka atau goresan ditubuhnya.
Sebab luka atau goresan yang terjadi pada penyendang diabetes akan sulit sembuh bahkan berisiko tinggi untuk terinfeksi.
Menurut ahli diabetes Leann Olansky yang dilansir dari Kompas.com (20/2/2021), penyadang diabetes wajib memastikan luka yang dialaminya tetap bersih.
Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum membersihkan luka.
Setelah itu, oleskan salep antibioik yang dijual bebas seperti Neosporin agar tidak ada bakteri yang masuk ke jaringan subkutan.
Selanjutnya, tutup luka dengan perban agar tetap lembab dan kering lebih cepat.
Baca Juga: Peneliti Menemukan Peningkatan Risiko Infeksi Bakteri Jika Makanan Terkena Cahaya
Beberapa penyandang diaabetes bisa mengalami alergi terhadap suatu bahan aktif dalam salep antibiotik, yang bisa memicu dermatitis kontak.
"Jika itu luka dalam dan kita tidak pernah mendapat suntikan tetanus dalam lima tahun, kita harus segera berkonsultasi dengan dokter," ucap Olansky.
Olansky juga menyarankan agar penderita diabetes berhati-hati dengan luka yang terjadi di area kaki.
Pasalnya, luka tersebut bisa mengakibatkan komplikasi serius.
Luka di area kaki yang tidak dirawat dengan baik bisa meningkatkan risiko amputasi.
Baca Juga: Perawatan Kaki Penyandang Diabetes Kering Untuk Mencegah Komplikasi
Selain itu, luka pada penderita diabetes juga bisa disembuhkan lebih cepat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi.
Makanan dan nutrisi berperan besar dalam penyembuhan luka.
Asupan nutrisi sangat penting karena hilangnya banyak nutrisi dalam suplai darah yang keluar dari luka.
Untuk meningkatkan efisiensi penyembuhan luka, pasien diabetes perlu mengonsumsi kalori dari makanan utuh dalam jumlah yang cukup.
Penyandang diabetes harus mengonsumsi sekitar 10 hingga 20 gram protein setiap kali makan untuk mempercepat pemulihan luka.
Protein membantu pembentukan sel baru sehingga proses penyembuhan luka pun lebih cepat.
Untuk meningkatkan asupan protein, kita bisa mengonsumsi telur, kacang-kacangan, atau biji-bijian.
Selain itu, beberapa herba atau rempah-rempah, seperti kunyit, juga dapat membantu melawan peradangan.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL