GridHEALTH.id - Hingga saat ini, masih banyak orang yang menggunakan pewangi pakaian setelah mencuci.
Bukan hanya merendam baju dan celana, tak sedikit orang juga merendam celana dalam dengan pewangi pakaian.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Salah Memperlakukan Celana Dalam, Mencuci dengan Deterjen Sebabkan Infeksi Organ Intim
Seperti diketahui, banyak produk pewangi pakaian yang menawarkan baju harum sepanjang hari bahkan selama bermingu-minggu saat baju disimpan di lemari.
Namun tahukah, alih-alih memberi bau harum, merendam celana dalam dengan pewangi pakaian dapat membawa akibat fatal, terkhusus bagi area genital.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Women’s Health, celana dalam yang sering direndam pewangi pakaian menyebabkan ketidakseimbangan jumlah bakteri di dalam organ kewanitaan.
Dalam area kewanitaan terdapat 2 bakteri, yaitu bakteri baik (Lactobacillus) dan bakteri jahat (anaerob).
Bakteri baik berfungsi untuk membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH atau tingkat keasaman vagina tetap normal.
Sementara, bakteri jahat biasanya akan meningkat jumlahnya saat ada gangguan atau penurunan jumlah bakteri baik.
Baca Juga: Parno Covid-19 Bikin Mager di Rumah, Waspada Jadi Kebiasaan Berisiko Penyebab Diabetes
Namun pewangi pakaian dapat meningkatkan jumlah bakteri jahat penyebab vaginosis bakterialis atau infeksi vagina.
Melansir laman Mayo Clinic, tidak semua infeksi vagina menunjukan gejala, tapi wanita perlu memeriksakannya ke dokter jika mengalami 4 hal ini, yaitu:
1. Keputihan encer dan berwarna seperti abu-abu, putih atau hijau.
2. Bau vagina "amis" berbau busuk.
3. Vagina gatal.
4. Terasa seperti terbakar saat buang air kecil.
Baca Juga: Infeksi Bakteri Shigella Mengintai Kapan Saja, Cegah Kebiasaan Bayi Memasukkan Tangan ke Dalam Mulut
Selain itu, penggunaan pewangi pakaian pada celana dalam berisiko membuat seorang wanita mengalami infeksi jamur pada organ kewanitaan dan saluran kencing (ISK).
Pewangi pakaian juga dapat menimbulkan iritasi pada jaringan kulit vagina yang sebenarnya sangat sensitif.
Wanita yang biasa menggunakan pewangi pakaian pada celana dalam dapat mengalami perubahan hormon, aktif merokok, riwayat penyakit infeksi menular seksual, perilaku seks tidak sehat, hingga gangguan reproduksi.
Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa
Tak hanya terjadi pada wanita, penggunaan pewangi pakaian juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan organ vital pria.
Dilansir dari Metro, Karin O 'Sullivan, ahli kesehatan seksual dari Family Planning Association (FPA) menjelaskan bahwa pewangi dapat menyebabkan peradangan yang disebut balanitis.
Balanitis adalah pembengkakan akibat iritasi kulit dan kepala penis yang dapat menimbulkan masalah kesuburan.
Gejala balanitis dapat muncul tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, seperti:
1. Terasa nyeri dan iritasi pada kelenjar (kepala penis).
2. Muncul kemerahan atau bercak merah pada penis.
3. Muncul rasa gatal di bawah kulup.
4. Terjadinya pembengkakan.
5. Area kulit mengkilat atau putih pada penis.
6. Keputihan (smegma) di bawah kulup.
7. Berbau busuk.
8. Buang air kecil terasa menyakitkan.
9. Muncul luka atau lesi pada kelenjar (gejala ini jarang terjadi dan muncul dengan jenis balanitis yang menyerang pria di atas usia 60 tahun).
Untuk itu, tidak disarankan merendam celana dalam dengan pewangi pakaian.
Celana dalam juga membutuhkan perawatan ekstra, karena tidak boleh dicuci dengan pakaian lainnya, tidak boleh dicuci menggunakan mesin, serta hindari penggunaan deterjen atau pewangi yang mengandung zat kimia kuat. (*)
Baca Juga: Kelompok Lansia Sering Mengalami Beser dan Mengompol, Apa Bedanya?
#hadapicorona