Find Us On Social Media :

Innalillahi, Deddy Corbuzier Ungkap Hampir Meninggal usai Negatif Covid-19, Alami Badai Sitokin hingga Paru-paru Rusak Parah

Deddy Corbuzier ungkap hampir meninggal usia dinyatakan negatif Covid-19

GridHEALTH.id - Nama presenter sekaligus mentali Deddy Corbuzier kembali menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.

Setelah sempat pamit dari media sosial sejak 12 hari lalu, kini Deddy Corbuzier kembali menyapa para penggemarnya.

Baca Juga: Ketemu Banyak Orang dan Kerap Berpergian Hingga Luar Kota, Deddy Corbuzier PD Akui Dirinya Tak Pernah Jadi OTG Juga Pasien Covid-19

Melalui unggahannya di akun Instagram pada Minggu (22/8/2021), Deddy Corbuzier menceritakan pengalamannya yang hampir meregang nyawa.

"Mohon maaf saya baru bisa memberitahu keadaan sebenarnya pada masyarakat,"

"Intinya dua minggu saya break semuanya karena saya harus konsentrasi pada kesehatan saya," tulis Deddy.

Baca Juga: Usai Dirahasiakan, Atta Halilintar Beberkan Kehamilan Aurel Hermansyah Sudah 4 Bulan: 'Doa Terbaik Buat Keluarga Kecilku'

Deddy menceritakan bahwa dirinya hampir meninggal dunia meski sudah dinyatakan negatif Covid-19.

"Saya sakit.. Kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid," tuturnya.

Deddy mengaku paru-parunya rusak parah dan mengalami badai sitokin.

"Tanpa gejala apapun tiba tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru paru rusak 60% dalam dua hari," tambahnya.

Dikutip dari Kompas.com, badai sitokin adalah reaksi imun berat di mana tubuh memproduksi dan melepaskan sitokin ke darah dengan sangat cepat dan banyak.

Baca Juga: Jika Sudah Divaksin Lengkap Terpapar Covid-19, Beberapa dari Gejala Ini Bisa Dirasakan

"Jadi nanti sesuai alurnya karena sitokin banyak, jadi respons sel imun juga akan jadi masif," ujar dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, Minggu (9/5/2021).

Karena banyaknya sitokin, kemudian timbul reaksi peradangan hebat pada tubuh.

Adam memaparkan, menurut penelitian, sebanyak 29,4 persen pasien Covid-19 yang pernah dirawat inap dan sembuh akan menjalani rawat inap ulang dalam 5 bulan akibat Long Covid.

Hal ini bisa terjadi pada orang berusia kurang dari 70 tahun dengan risiko 4,6 kali lebih tinggi.

Sementara, pada orang berusia lebih dari 70 tahun, memiliki risiko 10,5 kali lebih tinggi.

Kondisi perburukan setelah seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, maupun adanya gejala 'long covid', menurut Adam, bisa terjadi karena badai sitokin, atau akibat munculnya auto imun pada pasien Covid-19 yang terbentuk autoantibodi pada tubuhnya.

Baca Juga: Suhu Udara dan Pengaruhnya Terhadap Kasus Covid-19, Bagaimana dengan Sinar Matahari?

Terkait badai sitokin, kondisi ini bisa terjadi pada penderita Covid-19 baik yang sedang rawat inap, maupun yang sudah sembuh.

Untuk menghindari kondisi memburuk setelah seseorang dinyatakan sembuh dari Covid-19, Adam mengingatkan, agar tetap waspada meski telah dinyatakan sembuh. 

Sementara itu, Deddy Corbuzier bersyukur akan pola hidup sehat yang dijalani sehingga dapat menolong kesembuhannya.

"Hebatnya oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini... hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yg parah."

"Bayangkan kerusakan sebesar itu tanpa penurunan oksigen.. That's and the doctor help.. Make me pass my critical time... Life and death," ungkapnya.

Baca Juga: Dilarikan ke RS saat Kehamilan Paula Verhoeven Masuk Trimester 3, Ketahui Gejala DBD pada Ibu Hamil yang Dapat Membahayakan Janin

Baca Juga: Mulai Sekarang Setop Rendam Celana Dalam dengan Pewangi Pakaian, Jika Tak Ingin Alami Infeksi hingga Gangguan Reproduksi

Deddy pun mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Lukman Waka RSPAD, Dr Wenny Tan, hingga Dr Gunawan yang turun tangan semaksimal mungkin untuk menstabilkan kondisi kesehatannya hingga keluar dari masa kritis. (*)

#hadapicorona