Find Us On Social Media :

3 Vaksin Covid-19 Baru yang Sudah Mendapat Ijin BPOM, Ini Efikasi dan KIPI-nya

Ilustrasi vaksin Covid-19 keliling

GridHEALTH.id - Sejak Januari 2021, Badan POM telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap 6 (enam) jenis vaksin untuk penanganan pandemi COVID-19, yaitu Sinovac (CoronaVac), Vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca COVID-19 Vaccine, Sinopharm, Moderna, dan Comirnaty (Pfizer).

Selasa (24/08), Badan POM kembali memberikan persetujuan terhadap satu produk vaksin COVID-19 yang baru, yaitu Vaksin COVID-19 Sputnik-V.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Booster Dosis ke 3 Untuk Masyarakat Umum Berbayar, Menkes; 'Harga Rp 100 ribuan'

Jadi ada 3 vaksin baru Covid-19 dikenal masyarakat yang digunakan di Indonesia untuk program vaksinasi Covid-19 pemerintah. Yaitu, Vaksin Moderna, vaksin Pfizer, dan vaksin Sputnik-V.

Sebagai konsumen kesehatan yang cerdas, tentu harus mengetahui informasi ke toiga vaksin tersebut yang sudah diijinkanoleh BPOM digunakan di Indonesia.

Paling tidak kita tahu, seberapa besar efikasinya, dan apa saja KIPI atau efek sampingnya, walau kita sebaiknya tidak pilih-pilih vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi Covid-19 pemerintah saat ini.

Berikut ada informasi mulai dari Efikasi dan KIPI atau efek samping ke 3 vaksin tersebut;

Baca Juga: Teknologi Canggih di Rumah Sakit Berikan Pelayanan Prima Bagi Pasien

1. Vaksin Pfizer

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech dengan nama Comirnaty, dapat mencegah Covid-19, berdasarkan tinjauan data hasil uji klinis.

Data hasil uji klinis menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan dua dosis vaksin Pfizer, sekitar 95 persen, kecil kemungkinan terkena Covid-19, dibandingkan orang yang tidak mendapatkan vaksin virus corona.

Efikasi vaksin Pfizer tersebut yakni dari kelompok lanjut usia, 65 tahun, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu atau penyakit penyerta

Data efikasi vaksin Pfizer yang diterima BPOM, vaksin mRNA ini menunjukkan 100 persen efektif pada remaja usia 12 tahun ke atas.

Artinya, vaksin Covid-19 Pfizer ini memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi Covid-19. "Efikasi (vaksin Pfizer) Comirnaty untuk orang usia 19 tahun ke atas mencapai 95 persen.

Baca Juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Belum Muncul di Aplikasi PeduliLindungi? Ini Solusinya

Pada usia 12 sampai 15 tahun (efikasi vaksin) adalah 100 persen," jelas Penny, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (21/7/2021).

Dari hasil uji klinis, melansir Kompas.com (23/8/2021), efek samping vaksin Pfizer pasca-vaksinasi sebagian besar bersifat ringan.

Berikut beberapa efek samping vaksin mRNA Pfizer yang umum dilaporkan.

* Nyeri badan di tempat bekas suntikan

* Kelelahan

* Nyeri kepala

* Nyeri otot

* Nyeri sendi

* Demam

Baca Juga: Cara Ampuh Atasi Jerawat Ringan dan Sedang, Coba Gunakan Minyak Alami Ini dan Lihat Hasilnya

2. Vaksin Covid-19 Moderna

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 Moderna mencapai 94,1 % pada kelompok usia 18-65 tahun.

Sementara, untuk kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya menurun, 86,4 %.

Tapu vaksin Covid-19 Moderna aman untuk kelompok masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Komorbid yang dimaksud ini diantaranya penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV.

Hanya saja vaksin Moderna belum dapat disuntikkan pada anak-anak di bawah 18 tahun.

Menurut laman Medical News Today (6/5/2021), vaksin Moderna sama halnya dengan vaksin Covid-19.

Dalam artian sama-sama bisa memicu efek samping ketika disuntikan.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Russia Sputnik-V Efikasinya 91,6 Persen, BPOM Izinkan Penggunaannya di Indonesia

Berdasarkan data uji klinik ketiga, vaksin Moderna berisiko menyebabkan efek samping berupa:

- Kelelahan sebesar 70 %

- Sakit kepala sebesar 64,7 %

- Nyeri otot sebesar 61,5 %

- Nyeri sendi sebesar 46,4 %

- Kedinginan sebesar 5,4 %

- Mual dan muntah sebesar 23 %

- Demam sebesar 15 %

Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Wanita Tidak Memakai Bra Dalam Jangka Waktu Lama

Menurut data yang sama, disebutkan juga bahwa efek samping vaksin Moderna lebih umum terjadi setelah pemberian dosis kedua dan berlangsung selama dua sampai tiga hari.

Penerima vaksin Moderna juga bisa mengalami efek samping di area yang disuntikan, diantaranya berupa:

- Nyeri sebesar 92%

- Bengkak sebesar 14,7%

- Pembengkakan kelenjar getah bening khususnya di area ketiak sebesar 19,8%

- Kemerahan sebesar 10%.

Baca Juga: Penyanyi Legendaris Elly Kasim Meninggal Akibat Masalah Pencernaan Kronis, Rizky Billar Ungkap Duka Mendalam: Beliau Mengurus Pernikahan Kita saat Sedang Sakit

3. Vaksin Covid-19 Sputnik-V

“Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi,” jelas Kepala Badan POM.

“Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin COVID-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%),” lanjut Kepala Badan POM, seperti dikutip dari Siaran Pers BPOM (25/8/2021) prihal Badan POM Kembali Terbitkan EUA untuk Vaksin COVID-19 Sputnik-V.

Baca Juga: Tampak Berbeda, Warganet Curiga Gisel Berbadan Dua: 'Udah Berapa Bulan?', Benarkah Hamil Muda?

Terhadap sarana produksi vaksin, telah dilakukan dilakukan inspeksi onsite pada fasilitas produksi Vaksin COVID-19 Sputnik-V di Rusia, yaitu Generium dan Biocad sebagai fasilitas produksi bulk vaksin, serta Ufavita sebagai fasilitas fill and finish produk jadi.

Berdasarkan hasil inspeksi, hasilnya telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan standar persyaratan mutu vaksin.(*)

Baca Juga: Pengobatan Rumahan Bagi Penyandang Diabetes 'Basah' Luka Sulit Kering