GridHEALTH.id - Belum lama dunia dihebohkan oleh varian Delta, tetiba saja muncul varian baru virus corona.
Sedihnya varian baru virus corona ini telah membuat salah satu negara di Afrika, tepatnya Afrika Selatan dilanda gelombang ke tiga pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Hiperglikemia Pada Penyandang Diabetes
Gelombang ke tiga pandmei Covid-19 di Afrika Selatan ini disebabkan oleh varian baru virus corona.
Menurut WHO varian baru tersebut disebut VOC, yaitu varian yang harus diperhatikan, bersama varian Alpha, Beta, dan Gama.
Menurut sebuah laporan, varian baru yang melanda Afrika Selatan dan membuat gelombang ketiga pandemi Covid-19, dari proses terjadinya disingkat C.1.2 yang berevolusi dari C.1 - galur dominan dalam gelombang pertama epidemi di Afrika Selatan.
Sejak terdeteksinya pertama kali di Afrika Selatan, C.1.2 pada Mei lalu, telah ditemukan di tujuh dari sembilan provinsi di Afrika Selatan dan di tujuh negara lain yang mencakup Afrika, Asia, Eropa dan Oseania.
Baca Juga: Rotasi Kelompok di Tempat Kerja dan Sekolah Cara Terbaik Melawan Penyebaran Covid-19, WHO
Menurut Anban Pillay, seorang pejabat kesehatan Afrika Selatan, varian C.1.2 menyumbang bagian yang sangat kecil dari sampel uji saat ini.
Sedihnya cenderung naik secara bertahap dari bulan ke bulan, mirip dengan awal pengujian varian Beta atau Delta.
Mei lalu C.1.2 terdeteksi hanya dalam 0,2% dari semua genom yang diurutkan.
Tapi di Juni telah meningkat menjadi 1,6%, terus meningkat menjadi 2% pada bulan Juli.
Cathrine Scheepers, salah satu penulis utama studi yang mengamati C.1.2 di Afrika Selatan mengatakan, varian baru mungkin muncul setelah infeksi Covid-19 yang berkepanjangan dan akumulasi mutasi tambahan, yang berpotensi lolos dari respons imun.
Baca Juga: Pandemi Fatique, Persoalan Baru yang Bisa Terjadi Saat Kondisi Indonsia Mulai Membaik
Karenanya, Afrika Selatan saat ini mengalami gelombang ketiga dengan penyebaran secepat varian Delta.
Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan C.1.2 mungkin memiliki hingga 59 mutasi dibandingkan dengan jenis virus pertama di Wuhan.
Baca Juga: Buah Parijoto Warisan Sunan Muria, Harapan Perempuan yang Ingin Segera Hamil
Saat ini para peneliti terus memantau penyebaran C.1.2, tetapi belum diketahui apakah kombinasi mutasi pada C.1.2 membuat varian ini lebih menular.
Bagaiamana efektivitas vaksin Covid-19 yang saat ini ada terhadap C.1.2, para ahli menyatakan hasilnya baru dapat dipublikasikan dalam beberapa minggu ke depan.(*)