GridHEALTH.id - Ruam popok merupakan salah satu masalah kulit rentan dialami bayi.
Namun tahukah, ruam popok bisa menjadi peringatan keras bagi para orangtua terhadap kondisi kesehatan bayi.
Baca Juga: Sering Disebabkan Oleh Ruam Popok, Kenali Penyebab Dini Infeksi Jamur Organ Intim Bayi
Pasalnya, ruam popok tidak hanya diakibatkan oleh iritasi kulit atau alergi.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ruam popok dapat diakibatkan oleh adanya infeksi pada tubuh bayi.
Baca Juga: Waspada, Varian Mu Tahan Terhadap Vaksin Bisa Saja Masuk Indonesia
Air seni (kencing) mengubah tingkat pH kulit, hal ini memungkinkan bakteri dan jamur tumbuh lebih mudah.
Zat yang mencegah popok bocor juga mencegah sirkulasi udara, menciptakan lingkungan yang hangat dan lembab di mana bakteri dan jamur dapat berkembang, sehingga menyebabkan ruam popok.
Ruam popok yang berlangsung selama lebih dari beberapa hari, bahkan dengan perubahan rutinitas popok, mungkin disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans.
Gejala ruam popok akibat infeksi jamur biasanya berwarna merah, sedikit menonjol, dan memiliki bintik-bintik merah kecil yang menyebar di luar bagian utama ruam.
Hal ini sering dimulai pada lipatan kulit yang dalam dan dapat menyebar ke kulit di bagian depan dan belakang bayi.
Ruam popok biasanya hilang dalam 2 hingga 3 hari dengan perawatan di rumah, meskipun bisa bertahan lebih lama.
Merawat ruam popok pada bayi
Melansir laman Kid's Health, beberapa ahli menyarankan untuk membiarkan bayi tanpa popok (diapers) selama beberapa jam.
Lakukan hal tersebut setiap hari untuk memberikan kesempatan pada kulit yang teriritasi untuk mengering.
Cobalah letakkan bayi di atas seprai tahan air atau perlak.
Cara ini paling ampuh untuk mengatasi ruam popok.
Selain perawatan pada bayi, pastikan orangtua yang merawat bayi harus rajin mencuci tangan agar ruam popok tidak semakin melebar. (*)
Baca Juga: Survei WHO, Banyak Tenaga Kesehatan Alami Stres Pascatrauma Usai Rawat Pasien Covid-19
#hadapicorona #berantasstunting